Halaman 11

Ego: “Bakat” bukan tentang “percaya pada kemampuan seseorang” Ini tentang “membuktikan kemampuan seseorang” yang datang sebelumnya.  Itulah mengapa “bakat” berubah, dipengaruhi oleh lingkungan dan mental. Teman dan saingan, tujuan dan perasaan dapat memperkuat atau menahan “bakat” seseorang.

Ego: Terkadang itu mengarah pada hasil di luar “bakat”. Tendangan voli palsu Seishirou Nagi di pertandingan ke-3 memang seperti itu.

Halaman 12

Ego: Pada saat itu, dia secara tak terduga membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar “bakat”-nya. Kemudian kalian menciptakan ilusi bahwa itu adalah kekuatan kalian yang sebenarnya. Dan itulah yang diharapkan dunia dari Seishirou Nagi. Apa yang seharusnya kalian lakukan adalah… mendisiplinkan diri kalian sendiri.. dan mengakui bahwa hasil ini “lebih dari sekadar bakat”. Tapi kejahatan terbesar adalah dengan gol ini…

Halaman 13

Ego: Seishirou Nagi memenuhi mimpinya untuk “menang melawan Yoichi Isagi”. Tahukah kalian apa alasan terbesar mengapa “bakat” itu lenyap? Kehilangan “harapan”? “Keputusasaan”? “Ketakutan”? Tidak…

Halaman 14 dan 15

Ego: Itu “kepuasan”. Sebenarnya, dia tidak punya kekuatan untuk menang melawan Yoichi Isagi. Dia menang karena keberuntungan. Dengan hasrat yang terbebas, seekor binatang buas yang perutnya kenyang lupa cara berburu. Api ini tidak akan kembali..

Ego: Pada titik ini dalam pertandingan, dia seharusnya mengatasinya sendiri, meskipun itu menyakitkan dan bahkan jika dia kalah, dia seharusnya terus membakar egonya yang tak terpuaskan itu…