Berikut ini adalah lanjutan spoiler dan RAW Manga Jujutsu Kaisen 265.
Spoiler dan RAW Manga Jujutsu Kaisen 265 ini bercerita mengenai obrolan Yuji dan Sukuna.
Menurut spoiler dan RAW Manga Jujutsu Kaisen 265, Sukuna muak dengan obrolan Yuji yang tanpa arah.
Diceritakan kalau salju mulai turun ketika Yuji bercerita pada Sukuna mengenai masa-masa dia suka mandi pagi.
Yuji juga mengatakan dia suka minum susu cokelat panas.
Pada saat Natal tiba, Yuji mendengar suara bel di malam hari dan percaya bahwa Santa benar-benar ada,
Tapi kemudian dia tahu kalau itu hanya suara rantai dari sebuah mobil.
Sukuna mulai marah dengan omongan Yuji yang tak tahu arahnya ke mana.
Sukuna: ‘Hei, cepat katakan apa tujuanmu?”
Yuji: “Baiklah, aku sudah memperlihatkan padamu apa yang ingin aku perlihatkan.”
Sukuna: “Semuanya buruk dan menjijikkan, apa yang ingin kau coba katakan?”
Yuji: “Aku…”
Yuji: “Aku dulu berpikir kalau memahami dan memenuhi peranku adalah arti hidup.”
Yuji: “Kan ketika aku mati setelah memenuhi peranku, aku bisa bilang mati dengan benar.”
Yuji: “Tapi sekarang, aku merasa berbeda.”
Yuji: “Peranmu bisa jadi sepele seperti mengajak anjing jalan-jalan atau merawat keluargamu.”
Yuji: “Bahkan dengan seperti itu, apakah kau makan, buang air, tidur atau terkapar sakit di tempat tidur, atau hidupmu terhubungan dengan orang lain atau tak meninggalkan apapun.”
Yuji mengatakan kalau nilai dari hidup seseorang adalah fragmen dalam ingatan mereka yang mengapung di suatu tempat,
Bahkan jika hal itu lebih kecil dari ingatan yang membentuk seseorang.
Yuji: “Ini bukan masalah bagaimana kau mati, aku hanya tidak bisa memaafkan mereka yang bersikap seolah nilai itu tidak ada.”
Yuji: “Sukuna, aku tidak suka padamu.”
Yuji: “Tapi manusia bukan alat, bukan berarti peran kita sudah ditentukan sejak awal.”
Yuji: “Apakah itu baik atau buruk, kau tidak bisa mengatakan apakah itu manusiawi.”
Yuji: “Mungkin aku salah.”
Yuji: “Itu sebabnya, aku ingin memastikan bahwa kau tahu.”
Yuji: “Tentang manusia lain yang kau anggap tidak bernilai selain dirimu.”
Sukuna: “Aku tak merasakan apapun.”