Orangtuanya menjawab secara dingin.
Ibu: Salju adalah susunan dari debu dan sampah di udara, jadi jangan masuk rumah dengan tangan yang menyentuh benda kotor itu.
Ayah: Kami ini ilmuwan, Alexis. Misi kami adalah meneliti fenomena supernatural dan hal-hal tak diketahui lalu mengklarifikasinya… Kami tidak butuh orang yang percaya pada hal yang tak bisa dijelaskan.
Ness menangis sementara kedua kakaknya berjalan menjauh.
Kakak laki-laki: Dia punya gen resesif.
Kakak perempuan: Bodoh sekali, ayo kita kembali ke penelitian kita.
Ness terus menangis. Tongkat sihir, buku dan boneka saljunya terjatuh ke tanah.
Ness: Apa itu ilmuwan? Mereka bahkan tidak bisa menjelaskan mengapa aku menyukai sihir, mereka juga tidak memahami kesedihan yang kualami.
Terlihat sekilas imajinasi Ness…
Ness: Aku yakin ada sihir di dunia ini. Soalnya, saat aku pertama kali membacanya di buku, aku sangat bersemangat sampai tak bisa tidur, aku tak bisa menjelaskan perasaan ini. Aku mencari sihir, aku pergi keluar, aku mungkin menyukai hal yang tak bisa dijelaskan daripada yang bisa dijelaskan. Jika kalian menyebut hal itu dengan sihir, maka dunia ini dipenuhi dengan sihir, perasaan yang tak bisa dijelaskan, kesedihan yang tak bisa dijelaskan…
Ness muda memasuki stadion.
Ness: Sepak bola juga tak bisa dijelaskan.
Seorang pemain menembakkan bola dan Ness muda terpesona.
Ness: Ini adalah sihir. Satu gol bisa membuat semua orang bersemangat, satu stadion bergetar, kesenangan yang menggucang akal sehat, aku menemukannya! Pemain sepak bola adalah penyihir… aku ingin melakukannya juga! Aku akan menjadi pemain sepak bola!