Solo Leveling Ragnarok chapter 44 dimulai tepat di mana chapter 43 berakhir, dengan Suho memperhatikan banyaknya lampu penyelamat yang muncul setelah kesalahan sistem.
Dia berspekulasi apakah lampu-lampu ini menunjukkan jumlah nyawa yang sekarang dimilikinya, mempertanyakan apakah ini bisa menjadi keuntungan karena dia tidak memiliki cara untuk naik level di dalam ruang bawah tanah.
Namun, ketidakpastian tetap ada saat dia bertanya-tanya apakah lampu-lampu itu benar-benar mewakili sisa nyawanya atau apakah itu anomali lain yang disebabkan oleh kesalahan tersebut.
Bertekad untuk terus maju, Suho terus menjelajahi labirin, mencurigai keberadaan ruang bos tambahan dan berusaha menemukannya.
Namun, perjalanannya berubah suram saat ia bertemu lagi dengan dua bos yang tangguh, bos masa kecilnya dan bos masa tutorialnya.
Mereka menyerangnya di lorong. Sebelum ia sempat bereaksi, mereka dengan cepat membunuhnya, mengirimnya kembali ke titik respawn.
Saat respawn, Suho awalnya patah semangat dengan rintangan baru ini, bertanya-tanya bagaimana ia akan menyelesaikan Advancement Quest dalam kondisi seperti itu.
Namun, dengan konfirmasi bahwa lampu memang mewakili jumlah nyawa barunya, ia mendapatkan kembali tekadnya.
Menyadari bahwa kemenangan mungkin tidak memerlukan pertarungan langsung, ia menyusun strategi: alih-alih berhadapan langsung dengan para bos, ia akan terus menggunakan jalur hidupnya untuk menjelajahi labirin dan mencari ruang bos lain.
Meskipun berulang kali menghadapi dua diri bosnya dan terus-menerus dikirim kembali ke titik spawn, Suho tetap bertahan.
Saat siklus itu berulang, keraguan mulai merayapi apakah kesalahan sistem telah menyebabkan tidak ada ruang bos tambahan sama sekali.
Dihadapkan dengan situasi yang semakin tidak ada harapan, Suho menyusun rencana baru: ia akan memetakan labirin dengan menggunakan darahnya sendiri untuk menandai jalannya setelah setiap respawn.
Hal ini perlahan-lahan mengungkap struktur ruang bawah tanah dan menemukan jalan ke depan.