Alasan Merlin berkhianat pada anggota Nanatsu no Taizai kerap menjadi pertanyaan banyak penggemar.
Seperti kita tahu, Merlin adalah si Babi, dosa dari Keserahakan dari Seven Deadly Sins.
Dia dikenal sebagai penyihir terbaik di Britannia.
Sacred Treasure atau Harta Suci Merlin adalah Morning Star Aldan.
Ini adalah sebuah bola terbang yang bisa dipanggil dan kerap menjadi konjungsi dari mantra serta kekuatan infinity Merlin.
Nama Merlin sendiri adalah samaran, nama aslinya tidak bisa diucapkan oleh manusia.
Diceritakan setelah membantu Meliodas mengalahkan Demon King dan Cath Palug, Merlin pamit dari Nanatsu no Taizai.
Dia ingin membantu Arthur Pendragon untuk membangun kembali Kerajaan Camelot.
Hal ini dilakukan dengan kekuatan baru Arthur sebagai ‘King of Chaos’.
Namun, 16 tahun setelah terjadinya Holy War atau Perang Suci, Merlin menghilang.
Tidak diketahui dia ada di mana dan statusnya tidak diketahui.
Merlin dan Arthur punya hubungan laiknya guru dan murid.
Masih belum diketahui bagaimana mereka bertemu tapi Arthur sangat menghormati Merlin.
Dia menganggap Merlin sebagai teman yang tidak bisa digantikan sekaligus guru yang berharga.
Mereka berdua sangat dekat.
Kedekatan ini tampak ketika Merlin menutup mata Arthur saat Meliodas meraba Elizabeth.
Dan lagi, Arthur menangis tak terkendali saat mengira Merlin mati dan dia gagal melindungi sang guru.
Setelah bertahun-tahun berlalu, hubungan keduanya menjadi kabur atau tidak jelas.
Ini karena Merlin yang dilihat bersama Arthur hanyalah ilusi yang diciptakan sendiri.
Meski demikian, ada juga dugaan kalau Arthur memiliki perasaan romantis pada Merlin.
Merlin berada di sisi Arthur sebagai seorang penasihat dan juga pelindung.
Di sisi lain, Merlin juga menaruh hormat pada Athur karena sifatnya yang baik.
Dalam manga Nanatsu no Taizai, Arthur digambarkan sebagai kontradiksi sempurna antara ‘baik’ dan ‘jahat’.
Tujuan Merlin berkhianat pada Nanatsu no Taizai adalah untuk membantu Arthur menjadi God of Chaos.
Ini merupakan langkah awal dari keinginan Merlin menciptakan ‘New Age of Chaos’ atu ‘Masa Keributan Baru’.