Clover tidak menggunakan mesin; mereka hanya memiliki poneglyph dan fragmen bahasa kuno yang tersebar di lautan, bersembunyi di kuil, dan terkubur di bawah hukum Pemerintah Dunia.
Namun, mereka mendengarkan suara-suara dari masa lalu itu. Mereka memperlakukan sejarah sebagai sesuatu yang hidup, sesuatu yang masih bisa berdarah.
Pidato Gunko dalam bab terakhir One Piece menegaskan bahwa mereka benar. Mereka tahu bahwa bencana pernah menenggelamkan dunia, dan senjata kuno dapat melakukannya lagi.
Hal itu menjadikan penemuan mereka sebagai salah satu bagian terpenting dari serial tersebut karena itu berarti mereka telah menemukan bagian penting dari One Piece—bukan harta karunnya, mungkin, tetapi peringatannya, maknanya, atau alasan keberadaannya.
Ketika Vegapunk menjelaskan banjir dan bagaimana banjir itu disebabkan oleh teknologi kuno, ia mengandalkan data dan sensor.
Ia menyebutnya sebagai dosa sains. Namun Clover dan Olvia menyebutnya sebagai kejahatan ingatan.
Mereka tidak mencoba untuk mendorong dunia maju; mereka mencoba untuk menghentikannya agar tidak terhapus lagi, dan Ohara terbakar karenanya.
Pemerintah Dunia tidak membungkam mereka hanya karena mereka membaca teks lama.
Mereka membungkam mereka karena mereka terlalu dekat dengan sesuatu yang besar.
Sesuatu yang dapat mengungkap segalanya. Jika pengetahuan tentang banjir bocor sebelum dunia siap, kepanikan akan meletus.