Halaman 11
Teks: Untuk menjadi simbol hal yng mustahil yang menghancurkan mimpi seseorang, menulis ulang nilai dan mengajarkan rasa putus asa. Dia melahirkan momen itu. DIa percaya itu adalah takdirnya. Setiap kali dia mendapatkan rasa putus asa dari orang lain, dia juga merasa menjadi manusia seutuhnya.
Halaman 12
Teks: Dia mengingat ayahnya, yang sangat dia benci. Jadi dia juga menyakiti dirinya sendiri agar bisa hidup… karena itu, daripada mengucapkan terima kasih, dia memilih untuk dihajar setiap harinya. Daripada berkata aku mencintaimu, dia lebih memilih untuk dikutuk sebagai orang yang tak berguna.
Halaman 13
Teks: Dia mencontoh hal yang ayahnya lakukan padanya terhadap para pemain sepak bola. Setelah itu, bocah tersebut…
Kaiser: Manusia sialan…
Halaman 14
Teks: Bermimpi menjadi yang terbaik di dunia suatu hari nanti.
Kembali ke pertandingan, laga dimulai dari bola untuk PXG.
Halaman 15
Dari Ness, dia berhasil mengoper bola pada Kaiser.
Ness: Maju, Kaiser!
Pikiran Kaiser: Aku tidak akan meleset lagi! Jaraknya masih 35 meter menuju gawang… masih agak jauh untuk menembak! Tiga… tidak, bawa lima meter lebih dekat lagi dan di momen itu, hentikan bolanya…