Meski dia tidak terlihat karena berada di tengah hutan, dia mendengar percakapan orang tuanya dan merespons dengan membangkang.
“Kau benar-benar punya mata yang tajam,” kata sang ayah terkesan.
Scene berubah ke dalam sebuah toko yang melanjutkan pekerjaan dari masa-masa Mito.
Monster Danau sudah bersihkan dan dipotong hingga membuang organ bagian dalamnya.
Jin berpikir seorang diri saat sedang bekerja.
“Ibu tidak pernah mengerti, ketika kakek bicara mengenai kenangan menyenangkan saat menjadi Hunter, nenek Noko diam-diam pergi dari tempat duduknya.”
“Setiap kali kakek Gon menegaskan, kepercayaannya didengar oleh orang lain.”
Jin kemudian menggunakan papan potong dan pisaunya menghasilkan suara keras. (AKU CAPEK DENGANS EMUA INI).
Menunggu seseorang untuk kembali setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang pernuh dengan kesedihan membuat hatiku hancur.
Aku membuat orang menungguku. Kemudian ketika pintur terbuka, sebuah suara halus terdengar.
Seorang gadis kecil masuk, dia membawa tanaman.
Anak itu kemudian berteriak, “Aku menangkap Monster Laut sungguhan. Mari kita rayakan dengan penduduk pulau!”
Jin kemudian membalas, “Aku selalu ingin bersama orang-orang yang ingin aku bersamai. Selalu, bersama!”
Anak kecil tersebut setuju, “Iya”.
Mereka berdua dengan wajah sumringah kemudian memasak makanan.
Seekor buruk terbang menjauh dari pulau, kota dan orang-orangnya.
Salah satu anak laki-laki mereka, anak perempuan orang lain, dan cucu dari orang yang tinggal di tempat berbeda saling bertukar senyum.
Mereka mungkin adalah anak-anak para karakter dan cucu dari karakter tersebut.
Burung terbang menjauh.
Di background, ada sosok yang melihat pemandangan tersebut.