Pelacur tersebut kemudian mengajak bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan.
Pria muda tersebut menolak bunuh diri bersama sang pelacur.
Namun, dia didorong oleh oelacur tersebut.
Sebelum sang pelacur terjun ke jembatan, seorang pembawa pesan datang menghampiri.
Dia memberikan kabar bahwa mereka mendapatkan uang.
Sang pelacur pun terlihat lega dan bahagia.
Kemudian dalam sekejap, pikiran bunuh diri tadi serasa tidak masuk akal.
Sang pelacur pun pergi dari sana dan kembali menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Oda-sensei memang tidak menjelaskan secara detail mengenai masa lalu menyedihkan Aramaki.
Tapi dari tatonya tersebut, diduga kuat kalau sang admiral tidak memiliki kisah masa lalu yang indah.
Selain itu, Oda-sensei juga menjelaskan mengenai perbedaan cara pandang mengenai keadila dari kacamata Aramaki.
Dia memang keadilan sebagai sesuatu yang bisa dilakukan dengan pembunuhan atau harga mati.
Ini sangat berbeda dengan rekannya sesama admiral, Fujitora.
Pasalnya, Fujitora memiliki idealisme bahwa keadilan itu harus terhormat.
Fakta ini sedikit banyak menunjukkan sifat Aramaki yang “keras” terhadap bajak laut.
Dia tidak bisa memandang “putih dalam hitam” seperti yang dilakukan Fujitora.