Bocoran chapter terbaru One Piece 1060 sudah ramai bertebaran di dunia maya, bahkan menjadi trending topic sejak Selasa (13/9/2022).
One Piece 1060 membahas tentang sejumlah hal penting setelah aliansi kru Supernova, mink, dan samurai meruntuhkan kekuasaan Yonko Kaido di Wano.
Kini, One Piece 1060 kembali pada konflik Pemerintah Dunia yang melibatkan Pasukan Revolusi serta kerajaan Alabasta.
Chapter terbaru diawali dengan kemunculan Luffy yang tidak percaya dengan kabar mengenai Sabo.
Luffy marah lantaran Sabo dituding membunuh Nefertari Cobra, ayah Vivi yang juga Raja Alabasta.
Robin pun setuju dengan hal tersebut, pasalnya ia tahu kalau Pasukan Revolusi hanya mengincar para bangsawan Tenryuubito, bukan raja negara.
Karena mendengar hal ini, Luffy meminta krunya untuk putar balik menuju Alabasta.
Namun, ide Luffy ini ditentang oleh Zoro.
Ya, Zoro yang biasanya menurut pada Luffy tidak mau menuruti keinginan sang kapten.
“Raja Cobra sudah mati, kalau sudah di sana pun kita mau apa,” kata Zoro.
Belum lagi, Vivi tidak diketahui keberadaannnya.
Luffy kemudian berubah pikiran dan mengajak untuk ke Marijoa.
Tapi, ide ini masih ditolak oleh Zoro.
“Bodoh, itu saja saja kita mendatangi kandang singa. Apa kau berniat berperang di markas pusat Angkatan Laut?!” kata Zoro.
Luffy yang kesal kemudian membentak Zoro, menuding sang pendekar pedang takut.
“Semua itu tidak ada gunanya, tenangkan pikiranmu!” seru Zoro.
Di sisi lain, Sanji juga menangis memikirkan nasib Vivi.
Di saat Nami, Luffy, Chopper dan Sanji ribut, Zoro masih berusaha untuk tenang.
Ia mengatakan kalau Vivi adalah sosok wanita yang kuat dan bisa menghadapi masalahnya sendiri.
“Selama tidak terlalu berbahaya, lebih baik kita biarkan Vivi menjalani hidupnya sendiri,” kata Zoro.
Komentar dingin Zoro ini memicu kekesalan kru lain, termasuk Chopper dan Nami.
“Dia memang Oni (Onigashima),” ejek Luffy.
“Kaido hijau,” kata Nami.
“Hijau Mom!” kata Chopper.
“Marimo sialan!” tambah Sanji.
Momen ini tentu saja bukan terjadi sekali dua kali saja.
Zoro memang diketahui memiliki ‘hati keras’jika itu menyangkut pemikiran perempuan tidak berdaya dan harus ditolong.
Seperti kita tahu, kisah masa lalu Zoro berhubungan dengan seorang pendekar pedang wanita.
Atau lebih tepatnya anak perempuan.
Gadis bernama Kuina, yang merupakan anak dari gurunya bermimpi untuk menjadi pendekar pedang terkuat.
Kuina membenci pandangan bahwa perempuan tidak bisa menjadi kuat atau setara dengan pria.
Zoro yang kerap berlatih bersama Kuina pun menyadari hal tersebut.
Bukan sekali dua kali saja Zoro kalah bertarung dari Kuina.
Perlahan tapi pasti, Zoro jadi memiliki idealisme bahwa perempuan juga bisa bertarung.
Ini adalah bentuk pengakuan Zoro terhadap Kuina.
Berbeda dengan Zoro, Sanji sama sekali tidak pernah mau meladeni perempuan sebagai lawannya.
Ini karena menurut Sanji, perempuan harus dilindungi.
Padahal, Zoro pernah melakukan hal tersebut yang justru melukai Kuina.
KLIK DI SINI UNTUK BACA ARTIKEL ONE PIECE LAIN
KLIK DI SINI UNTUK NONTON CHANNEL YOUTUBE SORENAMOO