Sukahaji Bentrok Lagi: Kronologi Kisruh Lahan 7 Hektare yang Picu Dua Massa Saling Serang di Bandung

December 4, 2025
comments
Sorenamoo
Posted in Nasional

Sukahaji Bentrok Lagi — Ketegangan kembali meledak di kawasan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (3/12/2025). Dua kelompok massa terlibat bentrokan di tengah sengketa lahan seluas 7 hektare yang sudah lama menjadi sumber konflik antara warga dan pihak yang mengklaim sebagai pemilik sah.

Kericuhan pertama terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di area permukiman. Massa yang mengaku pemilik lahan dan kelompok warga yang selama puluhan tahun menempati tanah garapan tersebut saling berhadapan. Sejumlah warga sekitar yang berada sekitar 100 meter dari lokasi mengaku mendengar keributan dan melihat kerumunan massa membawa pentungan kayu.

“Betul tadi pagi. Banyak yang bawa pentungan kayu, ngeri lihatnya,” ujar Dodi, warga yang tinggal di sekitar lokasi.

Meski sempat mereda menjelang siang, situasi kembali memanas pada sore hari sekitar pukul 15.55 WIB. Video bentrok yang memperlihatkan massa saling lempar batu dan saling serang pun viral di media sosial. Jalan di sekitar lampu merah Terusan Pasirkoja bahkan sempat diblokir sehingga arus lalu lintas terganggu dan warga harus mencari jalur alternatif.

Tak hanya saling lempar, suara mirip petasan juga terdengar dan memicu kepanikan warga. Beberapa bangunan di area sengketa terlihat rusak, sementara sebagian warga mulai mengamankan barang-barang mereka menggunakan kardus dan tas untuk mengantisipasi bentrokan susulan.

ALERTA ALERTA!
Ini kondisi Sukahaji saat ini. Ormas Residivis menyerang & mencoba membubarkan paksa warga bersama kawan2 Mahasiswa yang sedang bersolidaritas menginap dari semalam. Rekaman diambil sekitar pukul 10.10 hari ini. pic.twitter.com/5twrrRE2tC

— salam4jari (@salam4jari) December 3, 2025

200 Polisi Diterjunkan, Jalan Kembali Dibuka

Polisi segera turun ke lokasi. Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono bersama Kabag Ops AKBP Asep Saepudin memimpin langsung pengamanan. Sebanyak 200 personel gabungan dari Polrestabes Bandung dan Polsek Babakan Ciparay dikerahkan untuk meredam situasi.

“Kondisi sudah kembali kondusif. Kedua belah pihak sudah kembali ke tempat masing-masing dan tidak ada pergerakan,” ujar Budi Sartono.

Petugas masih berjaga di area Taman Sakura dan simpang sekitar Sukahaji untuk mencegah bentrokan susulan. Arus lalu lintas yang sempat terputus kini sudah kembali normal.

Akar Masalah: Sengketa Lahan 7 Hektare Sejak 1985

Bentrokan ini merupakan buntut panjang sengketa tanah yang dihuni sekitar 2.000 kepala keluarga di empat RW. Warga menempati lahan tersebut sejak 1985 sebagai tanah garapan dan membangun rumah permanen maupun semi permanen.

Situasi berubah pada 2010–2013 ketika pasangan suami istri berinisial JJS dan JK muncul dengan membawa 83 sertifikat hak milik atas tanah seluas 70.000 meter persegi. Mereka meminta warga mengosongkan lahan serta menawarkan uang kerohiman. Upaya pengosongan kembali terjadi tahun 2018 dan 2025.

Warga yang menolak pengosongan kemudian mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum ke Pengadilan Negeri Bandung melalui kuasa hukum Fredy Panggabean.

“Negara ini negara hukum. Jika mereka mengklaim punya sertifikat, biarkan dibuktikan di pengadilan. Jangan ada paksaan,” tegas Fredy.

Sejumlah warga seperti Ibu Pipih, yang sudah tinggal sejak 1996, merasa kebijakan pengosongan mendadak sangat memberatkan. Beberapa akses jalan ke permukiman warga sempat ditutup oleh pihak yang mengaku pemilik lahan, membuat warga semakin resah.

Rabu pagi, 3 Desember 2025, situasi di Sukahaji, Kota Bandung, kembali memanas. Sekelompok orang yang diduga ormas mencoba menerobos dan membubarkan paksa warga yang masih bertahan. Gesekan pun tak terhindarkan, mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka-luka.#Sukahaji pic.twitter.com/5Bf3cI6TZe

— BandungBergerak (@BdgBergerakID) December 3, 2025

Situasi Kini Masih Diawasi Ketat

Hingga pukul 13.15 WIB, situasi di Sukahaji sudah berangsur kondusif. Namun ketegangan masih terasa karena kedua kelompok tetap bertahan di sekitar lokasi. Polisi masih melakukan penjagaan untuk memastikan tidak ada lagi provokasi maupun aksi anarkis.

Warga seperti Nurvita (50) mengaku bahwa ketegangan pada siang hari sangat terasa.

“Ada suara mirip petasan dan lempar-lemparan. Warga panik,” ujarnya.

Meski kondisi berangsur membaik, aparat menegaskan pengamanan tetap dilanjutkan hingga situasi benar-benar stabil.