
Spoiler, Raw, Dialog Lengkap dan Link Baca Online Manga Oshi no Ko Chapter 144 Bahasa Indonesia: Original Fans
- March 16, 2024
- comments
- Sorenamoo
- Posted in JejepanganManga
Manga Oshi no Ko chapter 144 melanjutkan proses syuting film terkait Ai Hoshino.
Dalam manga Oshi no Ko chapter 144, Crow Girl muncul lagi.
Ia disebut akan melakukan syuting perdana di manga Oshi no Ko chapter 144 bahasa Indonesia.
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler manga Oshi no Ko
Spoiler, Raw, Dialog Lengkap dan Link Baca Online Manga Oshi no Ko Chapter 144 Bahasa Indonesia: Original Fans
Halaman 1
Judul Original Fan = Penggemar Asli
Tulisan: Dalam film 15 Years of Lies, cerita berkembang dengan pencerahan mengenai masa lalu Ai setelah adegan ciuman antara Aqua dan Ruby selesai.
Adegan 118: Di Rumah Sakit
Halaman 2
Narator: Membuat film merupakan pertempuran melawan jadwal. Terutama saat berhubungan dengan lokasi syuting, jadwal akan sangat berperan.
Narator: Sudah wajar bagi kru film untuk lebih awal melakukan syuting di tempat yang sulit diamankan. Kali ini, rumah sakit buka seperti biasa. Jadi, proses syuting sering dilakukan saat malam hari.
Halaman 3
Narator: Akibatnya, syuting film jadi kacau dalam hal urutan adegan. Bahkan ada film yang memulai syuting dari adegan terakhir.
Narator: Yah, saat syuting film seperti ini, saat mereka menggunakan artis pemula, terkadang mereka tetap melakukan proses syuting sesuai urutan adegannya.
Staf: Cut!
Melt: Phew!
Halaman 4
Ruby: Cih!
Melt: Ada apa, Hoshino kecil?
Ruby: Ini semua salah. Dokter seharusnya bisa lebih tajam, sensitif dan kuat di saat yang bersamaan.
Melt: Apa?! Apa?!
Halaman 5
Melt: Aku juga tidak suka dengan peran ini, aku cuma pemula!
Ruby: Tidak, bukan begitu. Menurutku peran ini sangat penting untuk ceritanya.
Melt: Ini peran yang keren, ‘kan?
Ruby: Peran ini sangat berdampak pada masa depan ceritanya!
Melt: Mengapa kita mengambil adegan ini terakhir…?
Ruby: Aku tak menyangka mereka memilih aktor sepertimu untuk peran sehebat ini.
Melt: Aaakkkh!
Halaman 6
Ruby: Siapa yang bertanggungjawab untuk casting seperti ini? Mereka seharusnya memilih berdasarkan skill, bukan popularitas atau kekuatan medianya.
Ruby: Ini cuma cosplay ‘kan? Ugh. Himekawa-san akan jauh lebih cocok.
Melt: Kata-katamu itu sangat menyakitkan, tolong hentikan!
Ruby: Sebagai fans karya asli…
Melt: Karya asli macam apa?
Ruby: Duh, aktor pemula ini… mereka mewujudkan orang asli di tempat asli pada adegan ini, jadi bukankah kau seharusnya memikirkan hal itu?
Halaman 7
Ruby: Apa kau memerankannya tanpa berpikir lebih dalam? Bahkan dalam akting, seharusnya ada minimal level rasa hormat. Kau sudah berapa tahun berada di industri ini?
Melt: Apa Arima memengaruhimu dengan semua sifat negatifnya? Aku bahkan tidak perlu memberitahumu soal hal itu.
Melt: Tentu saja, kemampuan aktingku masih jauh dari sempurna. Saat ini, yang bisa kulakukan hanyalah berusaha sekuat tenagaku.
Halaman 8
Melt: Karena itu, aku bekerja lebih keras dari yang lainnya terkait mendalami peran seorang karakter.
Ruby: Apa mungkin pengetahuanku soal karakter yang salah?
Melt: Aku tak pernah membayangkan akan ada fans fanatik untuk peran Dokter A.
Ruby: Huh?
Halaman 9
Ruby: Apa itu (pin) dari gacha saat tur kedua?
Melt: Aku tidak begiu tahu, tapi pin ini dijual di toko cinderamata, jadi aku membelinya.
Melt: Aku tidak tahu barang-barang Ai bisa semahal ini. Dokter ini fansnya B-Komachi, ‘kan? Jadi aku meminta pihak kostum untuk memperbolehkanku mengenakannya.
Ruby: Benarkah? Lalu mengapa kau seakan-akan ingin menyembunyikan benda itu? Kalaupun kau memakainya di tempat yang bisa terlihat orang, pin itu tidak akan muncul di kamera.
Melt: Dengar…
Halaman 10
Melt: Karena Doktor A adalah fans sejati, ‘kan? Dia tidak akan mengenakan benda semencurigakan itu di depan Ai.
Melt: Jika aku terang-terangan memperlihatkannya, itu bisa menjadi simbol seorang karakter. Dia mungkin tipe yang diam-diam mendukung Ai dari jauh.
Ruby: Kau berbicara seolah-olah sangat mengenalnya.
Melt: Tapi sebenarnya, dokter ini pasti seorang pria yang baik hati.
Halaman 11
Melt: Berdasarkan masa lalunya, sepertinya dia menjadi fans hardcore karena pengaruh seorang pasien yang meninggal dunia.
Melt: Aku yakin dia sangat peduli pada pasien itu dan berusaha membuatnya bahagia.
Melt: Dalam bayanganku, rasanya si dokter menerima cinderamata dari psien itu.
Melt: Dokter itu berusaha menyimpannya dan menganggapnya sebagai simbol dari perasaan pasien itu.
Melt: Bisa dibilang itu adalah kebaikan yang agak canggung.
Halaman 12
Ruby: Kau lulus!
Melt: Eh, apa?!
Ruby: Jika kau memahami hal itu, maka itu tidak masalah! Seharusnya kau mengatakan itu dari tadi, dasar bodoh!
Melt: Eh, seram…
Ruby: Kalau dipikirkan baik-baik, akting barusan itu lumayan bagus, kau bisa menunjukkan kelemahan dan kebaikan hati Sensei.
Melt: Apa?
Ruby: Melt-san, bukankah peran ini sangat cocok untukmu?!
Melt: Mengapa tiba-tiba sikapmu berubah drastis begitu?
Halaman 13
Ruby: Tidak, serius, saat acara Tokyo Blade, menurutku performamu sangat bagus! Dari dulu aku merasa jika Melt-san yang memerankan, hasilnya pasti akan bagus!
Melt: Duh, merepotkan sekali.
Ruby: Aku sangat menghormatimu! Mulai sekarang mohon bantuannya ya!
Melt: Kau sekarang berlagak seperti telah mengetahui semuanya. Yah, aku tak bisa menyebut diriku pemula selamanya sih.
Melt: Kau bisa belajar beberapa hal bahkan pada orang sepertiku. Hanya karena kau adiknya Aqua jangan berharap aku akan memberikan pengecualian ya.
Melt: Pertama, aku akan mengajarimu cara bertingkah di depan senior.
Halaman 14
Melt: Baiklah, perhatikan aku baik-baik, Kohai.
Ruby: Baik, Senpai!
Crow Girl: Hei.
Halaman 15
Crow Girl: Bagaimana rasanya bertemu lagi dengan orang yang kau kagumi? Pasti jadi teringat masa lalumu, ‘kan?
Ruby: Tidak juga, mengingat Sensei saat ini ada di sisiku sebagai Aqua, itu sudah cukup bagiku.
Crow Girl: Begitu ya.
Ruby: Oh iya, kau selalu tiba-tiba muncul, ‘kan?
Halaman 16
Ruby: Bagaimana kau bisa terus bergerak begitu? Kau selalu menggunakan bus jarak jauh?
Crow Girl: Mencoba membedah misteri Dewa itu tindakan yang ceroboh. Ada beberapa orang spesial yang berusaha mengangkatku lewat generasi.
Crow Girl: Terutama di negeri yang Shinoismenya sangat mengakar ini. Bahkan rumah sakit ini mungkin memberikan izin syuting karena pengaruh orang tertentu. Selain itu, negeri ini agak spesial untukku.
Halaman 17
Ruby: Memangnya Dewa bisa rindu rumah juga?
Crow Girl: Yah, ada banyak jenis Dewa. Dewa yang menciptakan dunia, Dewa yang memberikan konsep jiwa, Dewa yang mencintai keabsurdtan dan irasionalitas, Dewa yang sangat mencintai manusia, dan bahkan Dewa yang tidak sadar bahwa dirinya Dewa.
Ruby: Hmm
Crow Girl: Kau sering mendapatkan bantuan dari Dewa tanpa mengetahuinya. Mungkin sebaiknya kau agak menghormati Dewa sekarang…
Ruby: Kau berlagak sok hebat seakan-akan telah melakukan semuanya.
Halaman 18
Ruby: Minggu depan giliranmu, ‘kan? Apa kau bisa melakukan syuting?
Crow Girl: Jangan meremehkanku! Tentu saja aku bisa syuting!
Catatan editor: Benarkah?
Minggu depan libur.
Link Baca Manga Oshi no Ko Bahasa Indonesia
Kamu bisa membaca chapter terbaru manga Oshi no Ko di situs resmi Mangaplus.