Halaman 7
Ruby: Apa kau memerankannya tanpa berpikir lebih dalam? Bahkan dalam akting, seharusnya ada minimal level rasa hormat. Kau sudah berapa tahun berada di industri ini?
Melt: Apa Arima memengaruhimu dengan semua sifat negatifnya? Aku bahkan tidak perlu memberitahumu soal hal itu.
Melt: Tentu saja, kemampuan aktingku masih jauh dari sempurna. Saat ini, yang bisa kulakukan hanyalah berusaha sekuat tenagaku.
Halaman 8
Melt: Karena itu, aku bekerja lebih keras dari yang lainnya terkait mendalami peran seorang karakter.
Ruby: Apa mungkin pengetahuanku soal karakter yang salah?
Melt: Aku tak pernah membayangkan akan ada fans fanatik untuk peran Dokter A.
Ruby: Huh?
Halaman 9
Ruby: Apa itu (pin) dari gacha saat tur kedua?
Melt: Aku tidak begiu tahu, tapi pin ini dijual di toko cinderamata, jadi aku membelinya.
Melt: Aku tidak tahu barang-barang Ai bisa semahal ini. Dokter ini fansnya B-Komachi, ‘kan? Jadi aku meminta pihak kostum untuk memperbolehkanku mengenakannya.
Ruby: Benarkah? Lalu mengapa kau seakan-akan ingin menyembunyikan benda itu? Kalaupun kau memakainya di tempat yang bisa terlihat orang, pin itu tidak akan muncul di kamera.
Melt: Dengar…
Halaman 10
Melt: Karena Doktor A adalah fans sejati, ‘kan? Dia tidak akan mengenakan benda semencurigakan itu di depan Ai.
Melt: Jika aku terang-terangan memperlihatkannya, itu bisa menjadi simbol seorang karakter. Dia mungkin tipe yang diam-diam mendukung Ai dari jauh.
Ruby: Kau berbicara seolah-olah sangat mengenalnya.
Melt: Tapi sebenarnya, dokter ini pasti seorang pria yang baik hati.
Halaman 11
Melt: Berdasarkan masa lalunya, sepertinya dia menjadi fans hardcore karena pengaruh seorang pasien yang meninggal dunia.
Melt: Aku yakin dia sangat peduli pada pasien itu dan berusaha membuatnya bahagia.
Melt: Dalam bayanganku, rasanya si dokter menerima cinderamata dari psien itu.
Melt: Dokter itu berusaha menyimpannya dan menganggapnya sebagai simbol dari perasaan pasien itu.
Melt: Bisa dibilang itu adalah kebaikan yang agak canggung.
Halaman 12
Ruby: Kau lulus!
Melt: Eh, apa?!
Ruby: Jika kau memahami hal itu, maka itu tidak masalah! Seharusnya kau mengatakan itu dari tadi, dasar bodoh!
Melt: Eh, seram…
Ruby: Kalau dipikirkan baik-baik, akting barusan itu lumayan bagus, kau bisa menunjukkan kelemahan dan kebaikan hati Sensei.
Melt: Apa?
Ruby: Melt-san, bukankah peran ini sangat cocok untukmu?!
Melt: Mengapa tiba-tiba sikapmu berubah drastis begitu?