Yang paling menyita perhatian tentu saja penggambaran ulang kisah Rocks D. Xebec.
Selama ini, Rocks dikenal sebagai ancaman terbesar yang memaksa Roger dan Garp bekerja sama untuk mengalahkannya.
Namun, kilas balik terbaru justru menampilkan sisi manusiawi Rocks—karismatik, penuh persahabatan, dan memiliki alasan mulia di Lembah Dewa: melindungi keluarganya dari genosida Pemerintah Dunia.
Kontras ini membuat sosok Rocks terasa lebih dekat dengan arketipe Luffy atau bahkan Roger sendiri, meski dalam skala yang lebih ekstrem.
Persahabatan sejatinya dengan Harald dan penderitaannya akibat pengkhianatan menambah lapisan emosional yang membuatnya sulit dilihat hanya sebagai “penjahat besar”.
Pengungkapan ini justru berbalik menyerang reputasi Roger dan Garp.
Jika Rocks benar-benar hanya ingin menyelamatkan keluarganya, maka keduanya tampak seperti pihak yang menghalangi tujuan mulia itu.
Lebih ironis lagi, motivasi Roger di Lembah Dewa disebut-sebut hanya karena ketertarikannya pada Shakky, yang kala itu dijadikan hadiah utama dalam “Kompetisi Perburuan Pribumi” para Tenryuubito.
Perbandingan ini membuat posisi Rocks terlihat jauh lebih terhormat ketimbang Roger maupun Garp. Kritik terhadap Garp semakin menguat, karena meski ia terkenal membenci Celestial Dragon, ia tetap bersekongkol dengan mereka dalam peristiwa God Valley.
Situasi ini menimbulkan perdebatan besar di kalangan penggemar.
Apakah Oda memang bermaksud menjadikan Rocks sebagai anti-hero yang salah paham sejarah, sementara Roger dan Garp justru “ternodai” oleh pilihan masa lalu mereka?
Atau kelak akan ada twist bahwa Roger dan Garp sebenarnya ikut membantu Rocks secara diam-diam?
Jika hal itu digambarkan sebagai tragedi—Rocks gagal melindungi keluarganya, sementara Roger dan Garp menyesal telah mengkompromikan idealisme mereka—maka Insiden Lembah Dewa bisa menjadi salah satu momen paling emosional dan kelam dalam sejarah One Piece.