
Spoiler Manga Oshi no Ko chapter 135 bahasa Indonesia: Hubungan Ruby Hoshino dan Kana Arima Semakin Menegang!
- December 19, 2023
- comments
- Sorenamoo
- Posted in JejepanganManga
Manga Oshi no Ko chapter 135 mengungkapkan Aqua dan Sutradara yang berdiskusi soal film.
Menurut Oshi no Ko chapter 135, mereka menyadari adanya ketegangan antara Ruby dan Kana.
Walau begitu, keduanya mengaku percaya pada profesionalitas antara Ruby Hoshino dan Kana Arima di Oshi no Ko chapter 135.
Spoiler Manga Oshi no Ko chapter 135 Bahasa Indonesia
Berkat perubahan Ruby, Aqua dan sutradara mulai mendiskusikan banyak hal tentang Ai Hoshino.
Aqua yakin Ai tidak akan menangisi hal sepele seperti itu.
Ai Hoshino di mata Aqua tidak pernah menitikkan air mata.
Bagaimanapun, sutradara sangat bertekad untuk menangkap Ai Hoshino yang sebenarnya untuk film tersebut.
Sutradara mengaku sangat memercayai Ruby Hoshino bisa melakukannya.
Selain itu, rupanya dia juga mempercayai Kana.
Kana selalu kekurangan teman dan menginginkan persahabatan, dia selalu menghargai setiap persahabatan yang ada dalam hidupnya.
Sutradara yakin Kana tidak akan melakukannya secara nyata (mengakhiri persahabatannya dengan Ruby).
Dia sangat yakin akan hal itu.
Saat dia mengatakan itu dan menoleh, suasana antara Ruby dan Kana tegang serta mengerikan.
Gotanda berkeringat, lalu dengan sigap berusaha meredakan suasana dan ketegangan.
Aqua merasa semuanya berjalan lancar, percaya bahwa Ruby dan Kana sama-sama tangguh dan profesional.
Hal ini membaut Aqua memercayai mereka.
Raw dan Dialog Lengkap Manga Oshi no Ko 134 Bahasa Indonesia: One’s Heart
Halaman 1
Chapter 134: “One’s heart (Hati Seseorang)”
[“Dengan tekad untuk kehilangan teman yang berharga, Kana mengungkapkan perasaan sesungguhnya kepada Ruby, tapi hasilnya…?”]
Ruby: “Senp-”
Halaman 2
Ruby: “…”
Mem-cho: “Ada apa? Kalian bertengkar? Apa ini pertengkaran gaya Edo?”
Ruby: “Dia tidak ingin melihatku karena membenciku, itu saja kok”
Halaman 3
Frill: “Itu benar kok, saat kau mendalami sebuah peran, kau akan mengembangkan perasaan kuat yang menjadi lawan mainmu juga”
Halaman 4
Gadis 1(?): “Oh, benarkah?
Minami: “Ternyata bisa sedalam itu juga ya…”
Frill: “Iya, mereka baik-baik saja kok, dan kau akan berpikir, ‘Aku ingin berkencan dengan mereka di dunia nyata’—semacam itulah”
Gadis 1(?): “Hehhh”
Frill: “Tapi aneh sekali, begitu syuting selesai, seharusnya kau mulai menjadi dirimu sendiri. Saat kau melihatnya lagi, kau akan berpikir ‘Apa-apaan orang ini? Menjijikkan, bau mulut, dan sebagainya”
Gadis 1(?): “Itu agak menyedihkan bagi orang lain… pernah ada cerita yang menarik?”
Minami: “Ada pasangan yang memainkan peran pasangan juga tapi terlalu serius, mereka lalu jadi satu kamar hotel ketika syuting… seperti sebuah scene di drama begitu. Lalu, mereka langsung putus”
Frill: “Yah…”
Halaman 5
Frill: “Saat aku mendapat peran, aku menggunakan sugesti diri sebanyak mungkin, jadi aku membayangkan imajinasi romantis juga”
Gadis 1(?): “Apa seorang aktor harus berbuat sejauh itu?”
Frill: “Yah, beberapa orang sudah merencanakan akting mereka dari awal, sementara lainnya cuma mengikuti arus saja.
Tapi mereka yang hanya mengikuti arus cenderung menghilang begitu saja”
Ruby: “Mengapa begitu?”
Frill: “Soalnya film tidak membutuhkan aktor yang tak bisa berkontribusi pada kualitas film”
Halaman 6
Frill: “Pada momen krusial, saat kualitas film dipertanyakan, sutradara dan produser akan turun tangan.
Mereka menyuruh melakukan ini dan itu, benar-benar mengubah rencana yang sudah dipikirkan secara matang sebelumnya.
Semuanya menjadi tidak jelas, dan kau rasanya seperti buta, tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjuntya”
Halaman 7
Frill: “Sebagian besar aktor memperlihatkan kekurangannya saat itu terjadi. Tidak tahu tujuan mereka, tidak mengerti caranya berlari, dan mulai terjatuh.
Saat aktor itu terlalu mendalami perannya, bahkan satu nasihat kecil pun bisa membuatnya sangat kewalahan”
Halaman 8
Frill: “Kualitas seorang aktor diuji pada scene seperti itu, di mana menemukan orang lain dalam dirinya sendiri hanya untuk membuat kesuksesan keseluruhan film, seperti itulah akting yang sebenarnya”
Ruby: “Akting…”
Halaman 9
Ruby: “Tidak, kata-kata itu bukanlah kebohongan.
Senpai benar-benar peduli padaku”
Halaman 10
Mem: “Bahkan jika kalian bertengkar, mengapa kau mengatakan hal kejam begitu…
Kana: “Kau sendiri juga memiliki rasa tidak puas terhadap gadis itu, ‘kan?”
Mem: “Terus bekerja sebagai idol, tidak mungkin kau tidak cemburu padanya. Karena itu, begitu kau mengungkapkannya, maka karirmu akan berakhir”
Halaman 11
Kana: “Iya, tidak apa, lagipula karirku memang sudah berakhir. Aku akan segera keluar dari B-Komachi”
Mem: “Kau mengatakan hal seperti itu padanya”
Kana: “Aku akan mengatakannya. Saat kau membiarkan emosi terpendammu muncul, kau menyadari betapa keras kau menahan diri”
Halaman 12
Kana: “Iri, sangat iri
Ada bagian dari diriku yang ingin kau terluka karena aku.
Begitu ya, ternyata begitu, ya?
Jadi ini adalah perasaan cinta dan benci
Ruby, sedikit demi sedikit, aku jadi seperti Nino”
Halaman 13
Wanita 1 (?): “Sutradara, cepat lakukan sesuatu.
Bahkan setelah scene-nya berakhir, Ruby-chan selalu seperti itu.
Ini semua karena Sutradara terlalu menggodanya”
Sutradara: “Biarkan dia istirahat sebentar”
Wanita 1 (?): “Setidaknya ambil wignya…”
Halaman 14
Ruby: “Aku penasaran sejak kapan…
Sejak kapan kau mulai membenciku?
Bahkan pada saat itu…
Bahkan di momen itu…”
Halaman 15
Ruby: “Apa itu benar?
Apa kau menaruh kebencian padaku sedalam itu?
Bagaimana Mama bisa sangat tenang?
Bagaimana dia bisa tidak terluka?”
Halaman 16
Ruby: “Hei Mama…”
Halaman 17
Ruby: “Aku penasaran…”
Halaman 18
Ruby: “Apa Mama selalu menangis juga?”
“Apakah Ai Hoshino hanya seorang gadis rentan?”
Editors note – [“Mendalami inti peran itu”]
Minggu depan libur.
Link Baca Manga Oshi no Ko Bahasa Indonesia
Kamu bisa membaca chapter terbaru manga Oshi no Ko di situs resmi Mangaplus.