Pengendalian cuaca Nami telah berevolusi dari teknologi menjadi kemampuan yang hampir bawaan, merasakan cuaca seperti Haki Observasi.
Ikatannya dengan Zeus, pecahan jiwa Big Mom, mengisyaratkan hubungan yang lebih dalam dengan sihir cuaca.
Jika One Piece memperkenalkan sihir elemen, keterampilan Nami menjadikannya kandidat yang tepat.
Kebohongan Usopp sering kali menjadi kenyataan, mengisyaratkan kemampuan laten untuk membentuk dunia melalui kata-kata—motif magis yang umum.
Gelar “Dewa Usopp” miliknya mungkin menandakan makna yang lebih besar, selaras dengan dewa mitologis yang terwujud melalui ucapan.
Jika One Piece memperkenalkan sihir berbasis kepercayaan, bakat Usopp sangat cocok.
Kemampuan Brook sudah terasa ajaib— Buah Iblisnya membiarkan jiwanya meninggalkan tubuhnya, dan “dinginnya dunia bawah” mengisyaratkan kekuatan dunia lain.
Sebagai anggota tertua kru, ia mungkin memiliki pengetahuan yang hilang tentang sihir kuno, menjadikannya saluran alami untuk kemampuan yang terkait dengan kehidupan, kematian, dan roh.
Perlunya Kekuatan Baru
Kelompok Topi Jerami menghadapi musuh yang tampaknya tidak dapat dibunuh dengan cara konvensional.
Kemampuan regeneratif Gorosei dan kekuatan misterius Imu menghadirkan rintangan yang bahkan tidak dapat diatasi oleh kemampuan Haki atau Buah Iblis tingkat lanjut.
Sihir dapat memberikan keunggulan penting yang dibutuhkan untuk mengalahkan lawan yang tampaknya abadi ini.
Sistem sihir ini juga akan mengatasi ketidakseimbangan kekuatan yang berkembang di dalam kru.
Saat Luffy, Zoro, Sanji, dan Jinbe terus mengembangkan Haki dan kemampuan fisik mereka ke tingkat yang luar biasa, kesenjangan antara mereka dan anggota kru lainnya semakin melebar.
Sistem kekuatan terpisah yang dapat diakses oleh Nami, Usopp, dan Brook akan mempertahankan dinamika kru yang seimbang, sekaligus menghargai perjalanan unik setiap karakter.