Manga Blue Lock 235 memperlihatkan Hiori Yo yang berusaha menentang takdirnya.
Saat dia sudah tidak peduli dengan ekspektasi orangtuanya lagi, dia masih berusaha memenuhi ekspektasi Isagi di manga Blue Lock 235.
Menurut Blue Lock 235, hal itu membuat Hiori kesulitan untuk memilih keputusan.
Chapter sebelumnya memperlihatkan Hiori memulai serangan balik Bastard Munchen melalui kerja samanya dengan Isagi dan Yukimiya.
Saat dia memberi operan terakhir kepada Isagi, Kaiser mencapai posisi untuk mencuri kesempatan mencetak gol.
Tidak ingin Kaiser mencetak angka, Isagi mengganggu tembakan Kaiser dengan sama-sama menendang bolanya.
Sayangnya, tembakan itu berhasil diadang oleh Aryu dan Barou.
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler manga Blue Lock
Chapter 235 ini berjudul Meaning of Being Born atau Makna Dilahirkan, melanjutkan cerita dari chapter sebelumnya.
Bola melayang tinggi setelah Shoei Barou dan Aryu Jyubei menghadang tembakan Kaiser dan Isagi.
Kunigami dan Aryu bersiap mengambil bola demi tim mereka masing-masing.
Sayangnya, Aryu memutuskan untuk menyundul bola menjauh.
Bola lalu mengarah ke Oliver Aiku dan Michael Kaiser, tapi Hiori Yo merebut bola itu dan mengamankan posisi bola.
Sementara itu, Yoichi Isagi mulai berlari agar Barou tak bisa mengejarnya.
Begitu Hiori mendapatkan bola, dia berlari menuju gawang Ubers dan berusaha menciptakan kesempatan emas seperti yang diharapkan Isagi darinya.
Sayangnya, hal itu justru mengingatkan Hiori pada orangtuanya.
Ia mulai menyadari bahwa, walau ingin menjauh dari berbagai ekspektasi, dia masih berusaha untuk memenuhi harapan Isagi.
Walau begitu, Hiori tidak membenci ekspektasi Isagi tersebut.
Saat dia mencari jawaban atas pertanyaannya itu, Jinpachi Ego muncul di pengelihatannya dan memintanya untuk menembak, mengingat Hiori Yo sendiri merupakan seorang striker.
Hal ini membantu Hiori untuk menyadari bahwa Blue Lock merupakan tempat yang dibuat untuk membentu seorang striker.
Dengan begitu, dia mulai percaya diri bahwa tembakannya adalah kepingan terakhir untuk menciptakan gol kemenangan.
Sayangnya, mengingat Isagi yang membuatnya bisa bertahan sampai sejauh ini, Hiori tak bisa membulatkan tekadnya begitu saja.
Saat itulah dia mengingat perkataan Tabito Karasu soal ekspektasi pada diri sendiri.
Hal ini membantu Hiori menyadari satu-satunya alasan dia menyalahkan orangtuanya adalah karena dia tidak memiliki pilihan untuk dirinya sendiri.
Dengan begitu, Hiori memutuskan untuk menembak, berharap bisa menemukan jawaban demi masa depannya.
Semua orang terkejut saat melihat Hiori memutuskan untuk menembak bola.
Mereka menduga Hiori akan mengoperkan bolanya ke Isagi, jadi tidak ada yang bersiap, kecuali Sendo Shuto, yang berhasil menghentikan bola.
Hiori kecewa dia tidak bisa mencetak angka.
Walau begitu, tembakannya membantu Isagi melihat peluang baru untuk meraih kemenangan.