Para pemain cadangan Nigeria menyaksikan waktu terus berjalan hingga tersisa 15 menit.
Para pemain secara terbuka mengakui bahwa mencetak tiga gol tampaknya mustahil secara matematis.
Seseorang bergumam tentang tingkat kekuatan Jepang yang menjijikkan yang benar-benar membuat mereka kewalahan.
Bello menolak menerima narasi kekalahan.
Ia mengajukan pertanyaan sederhana kepada rekan satu timnya: Bukankah gaya sepak bola baru ini sebenarnya menyenangkan?
Tim berhenti sejenak untuk mempertimbangkan pengalaman mereka, bukan sekadar menang dan kalah.
Para pemain mulai menyadari betapa menyegarkannya mengejar tujuan individu dibandingkan dengan sistem lama mereka.
Mereka mengakui bahwa tidak hanya mengandalkan Onazi menciptakan kegembiraan yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Seseorang menyebutnya wilayah baru yang layak dijelajahi.
Bello mengusulkan untuk mengincar satu gol saja daripada upaya comeback yang mustahil.
Ia percaya mencetak gol sekali pun akan memicu sesuatu yang berarti dalam diri mereka. Tim Nigeria tiba-tiba meraung dengan tekad baru, yakin mereka bisa berubah.