Sosok Ryomen Sukuna merupakan tokoh antagonis utama di serial Jujutsu Kaisen.
Ryomen Sukuna digambarkan sebagai Raja Kutukan yang terlalu kuat untuk dimusnahkan secara utuh.
Allhasil, kekuatan Ryomen Sukuna hanya bisa disegel di dua puluh jarinya.
Menjadi pusat perhatian di serial Jujutsu Kaisen, tahukah kalian kalau Sukuna diambil dari legenda dan budaya Jepang?
Hal ini bisa dilihat dari penggambaran Sukuna oleh Gege Akuntami.
Pertama, perluasan domain milik Sukuna digambarkan dalam bentuk kuil.
Di mana kuil kerap digunakan sebagai sekolah ketika zaman Edo.
Tidak hanya perluasan domain, tapi segel tangan Sukuna juga kental dengan penganut Budha.
Dalam ajaran Budha, mereka percaya bahwa setiap orang punya dunia sendiri-sendiri dan kekuatan yang bisa mereka kontrol.
Segel tangan Sukuna ini diambil dari ‘mudra’ atau gestur tangan saat melakukan upacara Hindu atau Budha.
Gege Akutami sendiri pernah mengkonfirmasi kalau Jujutsu Kaisen dibuat berdasarkan mitos di daerah tempatnya tinggal.
Dia mendeskripsikan mitos tersebut dengan cerita sebuah kotak yang ditemukan di area konstruksi.
Kotak tersebut terlihat kuno, serta dikunci dan dililit dengan zimat di mana katanya Sukuna disegel di sana.
Para pekerja kemudian memanggil biarawan yang menyarankan agar pekerja tidak membuka kotak tersebut sebelum dia tiba di sana.
Hanya saja, kotak tersebut kemudian dibuka oleh dua pelajar yang penasaran.
Singkat cerita, satu pelajar tersebut meninggal dunia dan satunya dikirim ke rumah sakit jiwa.
Karena sudah telanjur dibuka, pekerja kaget ketika melihat ada dua kepala, empat tangan dan empat kaki.
Bentuk ini terdengar familiar bukan?
Saat biarawan datang, dia menyucikan pekerja yang melihat isi kotak tersebut.
Alhasil, tiga dari mereka mengalami demam tinggi.
Menurut cerita, di abad ke-19, seseorang bernama Monobe Tengoku diceritakan membeli anak kembar siam dari sirkus.
Ini kemudian menjelaskan kenapa ada 2 kepala, 4 tangan dan 4 kaki.
Tengoku merupakan ketua dari sekte sesat yang punya kebiasaa aneh.
Dia mengurung anak kembar siam tersebut di ruangan penuh dengan orang cacat.
Menurutnya, anak kembar siam tersebut mengingatkan Tengoku kepada Ashura atau dewa yang haus kekuatan.
Ini sebabnya, Tengoku ingin kembar siam ini hidup dengan membunuh orang-orang di ruangan dan hanya meninggalkan mereka berdua.
Tengoku hanya akan membuka ruangan tersebut ketika ada satu orang yang tersisa dan itu adalah anak kembar siam itu.
Sebagai hadiah bertahan hidup, Tengoku mulai membuat anak kembar siam tersebut kelaparan dan menjadikan mereka mumi agar tidak busuk.
Sekte sesat tersebut kemudian menamai anak kembar siam ini sebagai ‘Ryomen Sukuna’.
Sisa tubuh anak kembar siam yang dibentuk seperti patung ini kemudian menjadi simbol sekte sesat pimpinan Tengoku.
Legenda mengatakan kalau mumi anak kembar ini selalu dibawa ke manapun mereka pergi.
Dan ketika mereka pergi ke suatu tempat, tempat tersebut akan ditimpa bencana dan malapetaka.
Hal inilah yang mendasari Gege Akutami menyebut Ryomen Sukuna sebagai ‘pembawa malapetaka’.
Setelah terjadi sebuah gempa hebat, Tengoku menggorok sendiri lehernya, dan orang tidak tahu alasan di balik hal tersebut.
Tengoku juga disebut menuliskan sesuatu di bawah patung anak kembar siam tersebut dengan darahnya sendiri.
Tindakan ini dipercaya orang sebagai kelanjutan dari kutukan anak kembar siam.
Hih, ngeri ya…
Penggemar menyadari kalau Gege Akutami menggambar mumi dengan mata empat di cover Jujutsu Kaisen chapter 54.
Ini dikatakan sebagai bentuk praktik Sokushinbutsu, di mana biarawan bermeditasi dan membuat diri mereka kelaparan.
Tujuannya adalah untuk memumikan diri sendiri agar tubuhnya tidak hancur dan mengharapkan moksa.