Sebelum Baltigo dikabarkan hancur, kita tahu bahwa Burgess menyelinap di atas salah satu kapal Pasukan Revolusi hingga sampai ke markas Pasukan Revolusi.
Kemudian, Burgess memanggil Kurohige dan yang lain untuk datang ke Baltigo dan menyerang Pasukan Revolusi.
Beberapa saat kemudian, munculah Angkatan Laut dan CP di tempat itu.
Namun, saat mereka tiba di sana, Bajak Laut Kurohige sepertinya telah menghancurkan tempat itu.
Munculnya kata “sepertinya” adalah kunci bahwa hingga sampai saat ini belum ada kepastian bagaimana tempat itu hancur.
Lebih lanjut laporkan bahwa tidak ada satu orang pun tewas dan luka di kedua belah pihak.
Pedro juga mengatakan bahwa jika Dragon atau Sabo ditangkap, hal tersebut akan menjadi berita besar di seluruh dunia.
Tapi, saat kita melihat keduanya masih hidup dan bersama, itu berarti hal tersebut tidak terjadi.
Jadi, jika Bajak Laut Kurohige bukan menjadi pihak yang bertanggung jawab atas kehancuran Baltiog, lalu apa yang sebenarnya yang terjadi di pulau tersebut?
Salah satu hal yang bisa sangat mungkin terjadi adalah dikeluarkannya Scorched Earth Policy atau Kebijakan Membumi Hanguskan Suatu Tempat.
Kebijakan ini mengacu kepada strategi militer untuk membakar atau menghancurkan bangunan, tanaman, atau sumber daya lain yang mungkin digunakan oleh pasukan musuh.
Kebijakan ini telah digunakan beberapa kali dalam sejarah.
Terutama digunakan oleh Rusia pada dua situasi terpisah, yang pertama saat Napoleonic Wars dan yang kedua saat WWll.
Di Indonesia sendiri taktik ini juga pernah digunakan untuk membumihanguskan salah satu kota besar di Indonesia.
Hingga saat ini, peristiwa itu dikenang dengan sebutan Bandung Lautan Api.
Dengan bantuan Mera Mera no Mi milik Sabo, Kebijakan Bumi Hangus dapat dilakukan dalam waktu singkat.
Ada kemungkinan bahwa Dragon dan Pasukan Revolusi telah mengetahui Bajak Laut Kurohige sedang menuju tempat itu.
Sehingga, mereka memutuskan untuk melakukan taktik itu dan berpindah ke markas lain.
Bajak Laut Kurohige memang bertanggung jawab terkait dengan kehancurkan Baltigo.
Namun, bukan berarti merekalah yang secara langsung menghancurkan markas Pasukan Revolusi itu.