Sebagai sosok anti-villain, Gin Ichimaru adalah salah satu karakter yang paling menarik dan bisa dibilang jahat di serial Bleach.
Dia rela membuang moralitasnya hanya untuk membalas dendam.
Kisah Gin Ichimaru adalah salah satu Arc yang paling membuat penasaran dan pada akhirnya berakhir dengan tragis.
Namun, keputusan yang dibuat oleh Gin pada akhirnya membuat dia kalah dan tewas di tangan Sosuke Aizen.
Karakter Gin bukanlah pahlawan yang melakukan apa pun untuk memastikan perdamaian di suatu tempat, bahkan jika itu mengorbankan nyawanya.
Faktor-faktor dari cerita dan kepribadiannya membuat Arc Gin jauh lebih menarik daripada saat dia menjadi pengkhianat demi tujuan Aizen.
Hampir sama dengan karakterisasi Itachi Uchiha dari serial Naruto.
Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Gin bukanlah seorang pahlawan;
Namun, dia juga tidak bisa sepenuhnya disebut penjahat.
Sebaliknya, Gin memainkan peran sebagai anti-villain.
Dia bisa dengan nyaman melakukan kejahatan ketika dibutuhkan.
Karakter Gin dibentuk oleh tindakannya sebagai agen ganda, bahkan walaupun dia tahu bahwa dia akan tewas bersama rahasianya itu.
Hal ini terlihat saat kilas balik Gin dan Rangiku yang tumbuh bersama di Rukongai.
Gin menyaksikan Rangiku memiliki beberapa serpihan jiwanya diambil oleh Shinigami dan diberikan kepada Aizen untuk ditambahkan ke Hogyoku.
Ini memicu awal dari perjalanan balas dendam Gin.
Awalnya, tujuan ini bisa dianggap mulia.
Ada banyak cerita tentang karakter yang bersumpah membalas dendam untuk karakter lain.
Membuat dirinya kuat sampai mereka bisa menghadapi musuhnya dan pada akhirnya membalas dendam untuk orang yang mereka cintai.
Bahkan sebagai seorang anak kecil, Gin memiliki pandangan ke depan tentang berbagai kesulitan untuk meraih tujuannya.
Dan bukannya menempuh rute sebagai pahlawan, dia memutuskan untuk mengikuti jalan yang berbeda.
Sejak awal, Gin memiliki potensi untuk menjadi jahat.
Seseorang tidak akan semudah itu memutuskan untuk menyusup ke suatu kelompok melalui penipuan dan pembunuhan dalam upaya untuk membalas dendam.
Keputusan Gin untuk memainkan permainan tersebut menunjukkan dua faktor utama tentang dia dan rencananya.
Pertama, dia sadar bahwa Aizen jauh di luar kemampuannya untuk dibunuh.
Dan kedua dia tidak hanya ingin melihat Aizen terbunuh, namun menjadi orang yang membunuhnya.
Kemampuan untuk melakukan tindakan jahat ada dalam dirinya sejak kecil.
Dia tahu bagaimana memanfaatkan kurangnya empati dalam dirinya untuk memulai perburuan selama ratusan tahun.
Baik Gin dan Itachi dapat dianggap sebagai agen ganda.
Tetapi alur cerita mereka sangat berbeda jika dilihat dari cara menjalankan rencananya.
Itachi melakukan apa yang dia lakukan untuk kebaikan yang lebih besar, tetapi dia membawa penyesalan dan rasa bersalah bersamanya.
Tindakan yang dia lakukan masih bisa dianggap jahat, dan dia memainkan peran penjahat untuk mencapai tujuan akhirnya.
Gin mungkin menjadi agen ganda, melayani dirinya sendiri dan bukan yang lain, tetapi dia tidak pernah memainkan peran antagonis.
Gin adalah antagonis sejak awal dan mati seperti itu.
Keinginan egoisnya untuk menangkap mangsanya sendirian, setelah perburuan yang begitu lama, menyebabkan kematiannya.
Perbedaan mencolok dapat dijelaskan secara sederhana — Itachi adalah seorang anti-hero dan Gin adalah seorang anti-villain.