Selalu Berada di Puncak, Berikut Persamaan yang Dimiliki Oleh “Big Three” Seri Shonen, One Piece, Naruto, dan Bleach

February 7, 2022
comments
Urusai
Posted in Anime Jejepangan Manga

One Piece, Naruto, dan Bleach merupakan “Big Three” seri Shonen Jump yang memiliki beberapa kesamaan selain menjadi seri yang populer di saat bersamaan.

Di awal tahun 2000-an, mereka menduduki peringkat puncak atas kepopulerannya di seluruh dunia.

Ketiganya merupakan seri berjangka panjang, sering keluar di sampul majalah, dan konsisten mendapatkan peringkat tinggi dalam polling popularitas serta jumlah penjualan yang sangat tinggi.

Mereka sangat kuat di masanya dan masih belum ada yang benar-benar bisa mengulangi kesuksesan ketiganya.

Ketiganya merupakan manga shonen pertarungan, yang mana secara umum mereka menunjukkan karakter yang saling berhadapan di dalam pertarungan yang sengit.

Biasanya, pertarungan inilah yang membuat kemiripan antar satu anime dengan anime lainnya, tapi dalam kasus mereka bertiga, tidak hanya hal ini saja yang membuat ketiganya memiliki kemiripan.

Mereka juga memiliki katakter, plot, tema, dan berbagai hal yang terlihat kecil lainnya yang membuat ketiganya terasa berasal dari satu cetakan yang sama.

Berikut persamaan ketiga seri besar ini:

Pola Dasar Karakter

“Big Three” ini memiliki karakter yang mirip, terutama karakter utamanya.

Luffy, Naruto, dan Ichigo adalah karakter anak muda yang keras kepala dan memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan.

Mereka memiliki sikap pantang menyerah dan selalu menghadapi masalahnya secara langsung.

Mereka bercita-cita dan berlatih untuk menjadi yang terkuat.

Luffy bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut, Naruto bercita-cita menjadi Hokage, ninja terkuat di desanya, sedangkan Ichigo meski tidak harus menjadi yang terkuat, dia membutuhkan kekuatan yang cukup untuk melindungi orang-orang yang dekat dengannya, perasaan yang sama dengan Luffy dan Naruto.

Banyak orang yang ditemui oleh sang karakter utama saat melakukan perjalanannya pun sama.

Sering terdapat gadis cantik, beberapa rival yang “tidak bersahabat”, mentor yang bijak, teman dekat, serta antagonis yang haus akan darah.

Sang karakter utama sangat menghargai dan menilai tinggi pengalaman yang mereka dapatkan dengan orang lain yang mereka temui, yang membuat mereka semakin berkembang.

Pertarungan

Ketiga seri shonen pertarungan ini memiliki banyak kesamaan tentang bagaimana mereka mengatasi pertarungan mereka.

Setiap serinya memiliki cerita pertarungan satu lawan satu antara sang karakter utama, teman dan sekutu yang siap bertarung, antagonis utama di seri tersebut, dan terkadang berbagai macam pihak ketiga lainnya.

Para petarung sering menunjukkan kalau mereka masih menahan diri dan mulai lebih menggunakan kekuatan dan tekniknya yang membuat mereka jadi lebih unggul.

Hal ini membuat mereka unggul dari lawannya, biasanya seseorang dari pihak protagonis memaksakan diri mereka untuk menggunakan potensi diri mereka yang masih belum dimanfaatkan untuk sekali lagi mendapatkan keunggulan di dalam pertarungan.

Keunggulan yang saling bergantian ini yang mana akan melampaui kekuatan musuh menjadi plot yang sering terjadi.

Para petarung akan menggunakan berbagai macam kemampuan dan strategi untuk memenangkan pertarungan, tapi kemenangan didapatkan oleh siapapun yang lebih kuat.

Tentu saja kemenangan ini juga akan didapatkan oleh karakter protagonis setelah mereka menemukan kekuatan dari dalam dirinya dan tekad untuk menang.

Elemen Cerita

Meskipun dasar pemikiran tentang dunia bajak laut, ninja, dan roh terlihat sangat berbeda, “Big Three” masih dapat menemukan kemiripan di cerita mereka.

Seluruh cerita mereka dapat dipisahkan menjadi arc nya sendiri berdasarkan lokasi baru, teman dan musuh baru, serta perubahan besar di plot secara menyeluruh.

Sebuah arc dapat dianggap berakhir ketika karakter utama mengalahkan musuh utama di dalam pertarungan yang menentukan.

Karena seringnya melakukan hal tersebut, sang karakter utama juga harus sering berlatih untuk mendapatkan kekuatan baru dan/atau kemampuan yang diibutuhkan untuk mengalahkan musuh.

Setelah konflik utamanya berakhir, para protagonis akan memiliki waktu untuk merayakannya, menyembuhkan luka mereka, dan mengatakan selamat tinggal yang terasa menyayat hati sebelum melanjutkan ke petualangan mereka selanjutnya.

Tema

Ketiga seri ini mengandung pertemanan, usaha, dan kemenangan yang mana merupakan tema inti dari Shonen Jump.

Pertemanan dalam hal ini memiliki pengertian dalam artian yang luas.

Daripada artian nyata “teman”, pertemanan ini lebih ke setiap orang yang terlibat dan membantu sang protagonis untuk memenangkan pertarungannya, seperti keluarga, mentor, dan siapapun yang mereka temui di sepanjang perjalanan mereka.

Usaha disini lebih ke kerja keras yang dilakukan oleh protagonis untuk mencapai tujuan mereka.

Sebagian dari hal ini adalah kemauan mereka untuk tetap berpegang pada tujuan mereka meskipun banyak orang yang mengatakan kalau hal itu mustahil.

Lalu mereka melakukan latihan yang berat, sampai akhirnya sikap mereka yang pantang menyerah membuat mereka dapat lama bertahan didalam pertarungan dan mengantarkan mereka menuju kemenangan.

Shonen Jump bukan majalah yang suka dengan akhir menyedihkan dari serinya.

Jadi kita dapat menganggap kalau sang protagonis pasti akan menang pada akhirnya.

Mereka mungkin akan kalah beberapa kali, tapi mereka pasti akan menemukan jalan untuk melampaui hal tersebut menuju kemenangan di titik akhir.

Pertemanan

Kekuatan pertemanan tidak dapat dipisahkan dari “Big Three” ataupun dari keseluruhan judul yang dimiliki oleh Shonen Jump.

Teman berperan sangat penting di kehidupan sang protagonis, mereka saling tolong menolong, dan saling memotivasi untuk melakukan yang lebih baik, mereka juga sangat menyenangkan sekaligus menjadi pengingat kalau hidup merupakan sesuatu yang layak untuk dijalani, selain itu, mereka juga memberikan dukungan emosional dan dukungan moral saat mereka menghadapi masalah.

Sang protagonis sering mengatakan kalau mereka tidak akan sampai ke titik mereka sekarang ini kalau bukan karena teman-temannya.

Berkebalikan dengan ini, ideologi antagonis biasanya menolak pertemanan.

Mereka akan mengatakan kalau pertemanan adalah kelemahan karena mereka menganggap kekuatan sejati berasal dari kemampuan individu.

Hal ini menjadi tujuan dari protagonis untuk membuktikan kalau sang antagonis salah dengan menunjukkan rasa saling percaya dan kerja sama, yang mana membuat mereka dapat menggapai puncak.

Sang antagonis akan gagal karena dia tidak memberikan ruang untuk orang lain seperti kehidupan yang dijalani oleh sang protagonis.

SUMBER

Baca berita dan informasi mengenai anime serta manga lainnya hanya di Sorenamoo

KLIK DI SINI UNTUK NONTON CHANNEL YOUTUBE SORENAMOO