Boruto: Two Blue Vortex Chapter 16 berjudul Singularity of Fate/ Destiny, Keganjilan Takdir/ Nasib.
Color page Boruto: Two Blue Vortex Chapter 16 memperlihatkan sosok Eida.
Pembaca bisa melihat Eida mengawasi Kashin Koji yang melatih Boruto untuk menguasai Teknik Flying Thunder God di Boruto: Two Blue Vortex Chapter 16.
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler Boruto Two Blue Vortex.
Chapter 16 ini dimulai dengan adegan kilas balik.
Tampak Boruto yang memiliki rambut panjang, sedang bersama Kashin Koji.
Kemungkinan besar, kilas balik ini terjadi setelah Sasuke Uchiha berubah menjadi Pohon Dewa.
Rupanya, Kashin Koji memanfaatkan Seringan untuk melihat ke masa lalu dan mempelajari teknik tersebut.
Ia lalu menjelaskan kepada Boruto mengenai cara kerja teknik Hokage Keempat ini.
Apalagi, Code juga bisa menggunakan jurus serupa melalui Claw Mark miliknya.
Kashin Koji juga tampak memberitahu Boruto bahwa dia memiliki takdir/ nasib yang janggal.
Selain itu, Kashin Koji dari masa lalu sudah menyadari bahwa Eida akan mengawasi percakapannya dengan Boruto.
Ia kemudian berkata pada sang putra Hokage: Sebaiknya jangan membeirtahu semua orang soal masa depan ini karena semakin seseorang mengetahuinya, maka semakin mereka berusaha untuk menjauh dari lintasan takdir. Semakin dia menjauh dari lintasan tersebut, maka semakin dekat juga dia dengan takdir yang ganjil, sebuah entitas yang membuat masa depan seseorang tidak stabil. Sebagai orang yang mengetahui masa depan, sudah tugas kita untuk memandu mereka dan membantunya menuju jalan ke masa depan yang lebih baik.
Panel kemudian beralih ke Eida.
Ia tampak berbincang dengan Kashin Koji.
Kembali ke masa sekarang, Eida tengah bersama Sarada dan Sumire.
Mereka sepertinya membahas mengenai serangan yang terjadi di Desa Konoha.
Sumire tampak tak nyaman dalam percakapan tersebut.
Selain mereka bertiga, ada juga Daemon di sana.
Ia tampak dipangku oleh Eida.
Ekspresi Sumire menunjukkan kesedihan.
Sepertinya ia masih teringat ketika Boruto jatuh ke pelukan Sarada.
Sumire lalu mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya kepada Sarada.
Eida mengamati dengan seksama interaksi dari Sarada dan Sumire.
Tiba-tiba saja, Sumire berlari keluar dan meninggalkan ruangan.
Sarada yang awalnya ingin mengejar Sumire, akhirnya memutuskan untuk tidak mengejarnya.