Halaman 11
Kana: “Aku pernah bekerja dengan sutradara sebelumnya dan dia sangat keras kepala. Dia tidak akan berhenti sebelum benar-benar puas.”
Mem: “Mengapa dia belum puas, ya?”
Kana: “….”
Ruby: “Tolong jelaskan apa yang harus kulakukan.”
Staff: “Baiklah biar kutanyakan. Tidak, benarkah? Kalau begitu, biar kusampaikan padanya. Anu, kata sutradara…”
Halaman 12
Gotanda: “Ai lebih bodoh dari itu. Dia adalah wanita yang tidak memikirkan apapun, jadi jangan terlalu berusaha.
Staf: “Katanya begitu”
Ruby: “…..Apa? Setelah memintaku terus mengulangi adegan ini, apa katanya tadi?”
Halaman 13
Ruby: “Orang itu tak tahu apapun soal Ibu. Ibu itu wanita yang bijaksana, dia tidak bodoh. Ibu lebih seperti…”
Halaman 14
Ruby: “Seseorang yang menyembunyikan semua emosinya.”
Ruby: “Halo semuanya-”
Staf: “Baik, Cut!”
Halaman 15
Kana: “Wah, tadi itu bagus sekali. Sutradara memang hebat, ya?”
Mem: “Apa maksudmu?”
Kana: “Dia hanya ingin merekam Ai yang asli. Ia ingin menyimpan perasaan Ai yang sebenarnya di filmnya. Perhatikan baik-baik, saat ini Ruby sangat cocok untuk peran itu karena dia membutuhkan emosi agar bisa memerankan sosok Ai Hoshino.”