Halaman 1
(“9 tahun lalu..”)
Chapter 71: Kemenangan
Catatan editor: Kenangan Iori yang disegel..?
Iori (8 tahun)
Samura: Hei, Inori! Ada apa ini.. kenapa kau pingsan mendadak?
Mantan istri Samura: Tolong, jangan berteriak terlalu keras. Iori memanggil ambulans untukku dan mereka sudah hampir tiba sekarang
Samura: Iori.. lama tak berjumpa…
Iori: …
Mantan Istri Samura: (Inori)
Inori: Tidak mungkin dia ingin mengingatnya.. Iori, pria ini, dia ayahmu..!
Halaman 2
Inori: Mereka bilang aku tidak akan bisa pulang untuk sementara waktu.. Jadi tolong, jaga Iori untukku.
Samura: Tidak, tidak, tunggu dulu. Kau tahu aku tidak bisa melakukannya, bukan? Lagipula, aku punya adik perempuan.
Inori: Gadis itu bekerja di Kamunabi, tidak mungkin dia punya waktu untuk hal lain.
Samura: Tanganku.. tidak.. dimaksudkan untuk memeluk seorang anak perempuan..
Inori: Dan itu pun sudah kudengar ribuan kali. Bahkan saat kita bercerai sekalipun… Lalu menurutmu di mana kau bisa meninggalkannya? Dia anak perempuanmu, tahu?
Samura: D-dan justru karena itulah aku b-
Inori: Kita sudah sampai tahap ini, tetapi kau masih saja … Huh…
Halaman 3
Inori: Aku.. sudah muak denganmu. Sudah cukup. Kau harus menatap masa depanmu.
Samura: Sedikit lagi dan kita akan sampai di sana.
Halaman 4
NPC: Wah ternyata Samura-san! Tunggu, tapi hari ini —-
Samura: Aku hanya ingin kalian bertemu seseorang.. Iori —
NPC: HAH?! SAMURA-SAN PUNYA ANAK PEREMPUAN?????
Samura: Dia akan tinggal di sini untuk sementara waktu. (Maaf atas ketidaknyamanannya)
NPC: Tidak masalah sama sekali!
NPC 2 (berbicara dengan Iori): Hei sobat kecil, tahukah kau? Ayahmu pria yang luar biaasaaaa!
Samura: HEI, HENTIKAN ITU.
NPC 3: Semua penegak hukum di kota ini, pada dasarnya setiap orang yang ingin belajar bela diri, telah belajar ilmu pedang dari ayahmu!
NPC 4: Ayahmu adalah pengguna Pedang Sihir! Seseorang yang kita sebut pahlawan perang..!
NPC 5: Satu-satunya alasan negara ini berdiri tegak saat ini, adalah karena dia..!
Halaman 5
Iori: Hmph, begitu, ya?! Aku sama sekali tidak peduli apakah dia pahlawan atau bukan…!
(“Orang macam apa.. ayah?”)
Inori: Ugh, PRIA TERBURUK. Selalu bimbang karena masa lalunya dengan perang, sikapnya itu membuatnya selalu mengabaikanku.. Dia tipe pria yang tidak ingin kau cintai, Iori. Ingatlah itu baik-baik.
Iori: Kalian hanya sekelompok orang yang tidak berarti..! Kau.. KAU MENINGGALKAN IBU, dasar.. BODOH!
Inori: Maaf soal ini Iori. Dengarkan saja ayahmu, meskipun hanya sebentar.
Iori: T-tapi… Ibu akan segera pulang, Ibu…