Halaman 21
(Kembali ke Matsuri dan Konohamaru)
Matsuri: “Aku hanya ingin memanggilmu ‘Konohamaru-chan’! Apa salahnya?!”
Konohamaru: “Sudah kubilang berulang kali!! Aku tidak suka!!!! Rasanya tidak pantas!”
Matsuri: “Wanita sialan itu!!!! Kau biarkan si jalang Moegi memanggilmu seperti itu, ya?!?! Itu tidak adil!!!”
Konohamaru: “Kalau tidak suka, ya sudah. Aku tidak butuh alasan lain.”
Halaman 22
Matsuri: “Itu sangat egois! Biarkan aku memanggilmu apa pun yang aku mau!!!”
Konohamaru: “Kaulah yang egois di sini. Ya ampun… kenapa kau begitu terobsesi dengan nama?”
Matsuri: “Lihat siapa yang bicara… Kaulah yang terpaku padanya.”
Matsuri: “Kaulah orangnya!!! Sarutobi!”
Konohamaru: “Ugh…!!”
Halaman 23
Eida: “Mungkin bukan nama itu sendiri yang menjadi masalah… Melainkan ‘hubungan’ di mana kita bisa saling menerima yang kau utamakan. Kau tidak mengerti, kan, Konohamaru?”
Halaman 24
KK: “Eida… Bagaimana situasinya?”
Eida: “Konohamaru dalam masalah besar. Dia membuat Matsuri sangat marah, dan sepertinya dia akan dimakan hidup-hidup.
Kk: “Apa yang terjadi dengan Sarada dan yang lainnya?”
Boruto: “Menurutmu apakah mereka bisa mengalahkan Ryu?”
Eida: “Sepertinya mereka bertarung dengan baik, tetapi masih belum jelas bagaimana ini akan berakhir. Setidaknya… ini situasi yang sulit, dan membantu Konohamaru saat ini bukanlah hal yang mudah.”
KK: “Aku mengerti keinginan untuk segera menolong mereka, tapi tahan dulu… Ini bukan saat yang tepat.”
Halaman 25
Jura: “Aku percaya bahwa kehidupan… idealnya harus bergerak maju menuju tujuannya, yang disebut ‘evolusi,’ yang didorong murni oleh naluri.”
Jura: “Tetapi manusia, karena sifat sosialnya, mengikat diri mereka dengan pengekangan yang disebut ‘akal budi,’ yang mengaburkan naluri mereka untuk mencari evolusi. Itu adalah kelemahan yang muncul karena memperoleh sedikit kecerdasan.”
Jura: “Tidak seperti kita, yang tetap setia pada naluri kita, manusia… sebagai makhluk hidup, memiliki kelemahan fatal.”
Mamushi: “Begitu… Sungguh hal yang menyedihkan, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan kita.”