HALAMAN 41
Kinko: Tembuslah dinding itu.
Hibaru: Tembus, katamu?
Kinko: Bayangkan tinju paling mematikan yang bisa kau bayangkan.
HALAMAN 42
Hibaru: Tinju terkuat…
Hibaru: Wah, ayah kuat sekali!
Kinko: Soalnya ada peluru khusus di tubuh ayah!
Hibaru: Pertama, peluru khusus di bisep meletus,
Kinko: Lengan bawahku berisikan bubuk mesiu.
HALAMAN 43
Hibaru: Sama seperti membumbui makanan, ledakkan bubuk mesiu di lengan bawah, lalu aku lepaskan tinjuku!
Kinko: Apa-apaan tinjumu itu, Hibaru?
HALAMAN 44
Kinko: Terus pukul temboknya!
HALAMAN 45
HALAMAN 46
Hibaru: Apa?!
Halaman 47
Terasu: Reruntuhannya, terhempas?! Hibaru!
HALAMAN 48
Hibaru: Apa-apaan ini!?
HALAMAN 49
Terasu: Apa yang kau lakukan pada bangunannya?!
Hibaru: Aku tidak paham, tapi tanganku tiba-tiba menjadi aneh! Oh iya, wahhhh, ternyata kau masih hidup!
HALAMAN 50
Terasu: Aku tadi merasa terjebak di sebuah lubang kecil
Hibaru: Kupikir hanya aku yang merasa begitu. Apa tadi benar-benar ada meteor yang jatuh?
Terasu: Ah, ayo kita cari tempat yang lebih tinggi.