Manga Jujutsu Kaisen chapter 248 berjudul Inhuman Makyo Shinjuku Battle Part 20.
Sesuai judulnya, Jujutsu Kaisen 248 berfokus pada perjuangan para penyihir untuk mengalahkan Raja Kutukan Ryomen Sukuna.
Manga Jujutsu Kaisen chapter 248 berakhir dengan duel antara Ratu vs Raja Kutukan.
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler manga Jujutsu Kaisen
Halaman 1
Judul: Inhuman Makyo Shinjuku Battle Part 20
Serangan terakhir yang diwariskan oleh Higuruma….
Yuji: Higuruma!!
Halaman 2
Halaman 3
Sukuna: Meskipun dia mati, dia mengambil “Kamutoke” dariku.
Sukuna: Lebih dari itu, perut bocah itu, sudah sembuh total.
Halaman 4
Sukuna: Sudah kuduga…
Sukuna: Mungkin anak itu mempunyai Cursed Technique Teleportasi.
Sukuna: Alasan hilangnya mayat Gojo Satoru adalah karena mereka.
Halaman 5
Sukuna: Mereka membawa penyihir yang terluka itu ke wanita yang bisa menggunakan Teknik Terkutuk Terbalik……?
Sukuna: Tidak, biasanya efisiensi menyembuhkan orang lain kurang dari setengahnya daripada menyembuhkan diri sendiri.
Sukuna: Pertama-tama, Teknik Kutukan Terbalik wanita itu tidak sekuat aku dan Gojo Satoru.
Sukuna: Dalam sebulan, bocah ini…
Sukuna: Bisa menggunakan Teknik Terkutuk Terbalik
Halaman 6
Sukuna: Jadi yang dia tingkatkan bukan hanya peningkatan tubuh dari energi terkutuk.
Sukuna: Berarti hidangan utamanya adalah anak dengan roh terkutuk itu.
Sukuna: Sepertinya aku bisa sedikit menikmati ini.
Sukuna: Tapi…
Sukuna: Kenapa aku jadi kesal……?
Yuji 😕
Yuji: Apa? Sukuna…
Halaman 7
Yuji: Melamun……?
Sukuna: Apakah aku depresi karena penyihir itu meninggal?
Sukuna: Aku tidak pernah berpikir untuk dipuaskan oleh orang lain.
Sukuna: Benar
Sukuna : Aku makan kalau aku mau mau makan, kalau ada yang mengganggu maka dia akan kubunuh, kalau kurasa mengasyikkan maka aku akan ikut bermain.
Sukuna: Semua itu adalah hal sempurna untuk mengisi kebosanan sampai aku mati.
Sukuna: Ya untuk mengisi kebosanan sampai aku mati…
Sukuna: Begitulah orang lain bagiku
Halaman 8
Sukuna: “Rasa haus” untuk mengenali cita-cita.
Sukuna: Yang kurang dariku adalah itu…
Sukuna: Aku hanya hidup dalam batasanku sendiri, apabila hal itu tidak terukur maka itu adalah masalah orang lain.
Sukuna: Aku tidak pernah memikirkannya…
Sukuna: …cita-cita, harapan yang lebih dari sekedar hidupmu…
Sukuna: Membunuhku adalah cita-cita yang dimiliki orang-orang ini saat ini.
Halaman 9
Sukuna: Mengapa aku kesal melihat orang mati demi mewujudkan cita-cita?
Sukuna: Aku telah melihat banyak hal seperti itu seribu tahun yang lalu.
Sukuna: Apakah aku berubah setelah seribu tahun……?
Sukuna: Bocah itu, benar, dia…
Sukuna: Seribu tahun yang lalu, lawan yang kulawan adalah lawan lain.