Saitama merupakan protagonis dalam serial One Punch Man.
Dia memiliki kekuatan yang luar biasa besar sampai bisa mengalahkan musuh dengan satu pukulan.
Itu sebabnya, potensi kekuatan penuh Saitama kerap menjadi misteri.
Namun, ada satu karakter yang pernah melihat potensi penuh si Botak Berjubah tersebut.
Tidak lain adalah Speed O Sound Sonic atau yang akrab sapa Sonic.
Sonic pertama kali muncul di season pertama.
Dan sejak saat itu, dia menganggap Saitama sebagai rival.
Sejauh serial ini berjalan, Sonic mengembangkan obsesi terhadap sang tokoh utama.
Dan tentu saja, banyak yang bertanya kepana Sonic sangat terobsesi pada tokoh utama One Punch Man tersebut.
Alasan obsesi Sonic pada Saitama terletak pada sifat dan tujuannya.
Sonic diperkenalkan sebagai seorang pembunuh bayaran.
Ketika sedang dalam misi untuk mengalahkan Hammerhead, sebuah kesalaham terjadi yang menyebabkan target kabur.
Inilah yang membawa pertemuan dengan Saitama.
Sonic mendadak langsung KO dan kabur ke hutan dalam kondisi telanjang.
Hammerhead kemudian memutuskan untuk memulai kehidupan baru dan Saitama pun melepaskannya.
Momen inilah pertama kali Sonic bertemu dengan Si Botak Berjubah untuk pertama kalinya.
Karena Saitama botak, Sonic mengira kalau dia adalah salah satu anak buah Hammerhand.
Dia mencoba menyerang Saitama dua kali, tapi gerakannya bisa dibaca lawan dengan mudah.
Awalnya, Sonic sangat marah karena targetnya lepas.
Pertemuan dengan Saitama semakin membuat kemarahannya memuncak.
Sonic menyerang Saitama dengan kekuatan penuh.
Namun, Saitama bisa dengan mudah menghndari serangan Sonic.
Sebagai seorang ninja, perihal kecepatan sangat sensitif bagi Sonic.
Karena hal ini juga, Sonic memutuskan untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran.
Dia memiliki tujuan baru yakni untuk mengalahkan Saitama.
Pertemuan mereka sangat penting dalam serial One Punch Man.
Sonic adalah tipe karakter yang selalu ingin jadi terbaik.
Dia menghabiskan banyak waktu untuk berlatih dan menyempurnakan jurus serta keahlian pedangnya.
Sonic juga memiliki kebanggaan yang sangat besar.
Itu sebabnya, dia merasa terhina jika kalah dari orang lain.