Serial One Punch Man telah memaksa Saitama untuk berevolusi.
Pasalnya, Saitama mengalami rasa sakit untuk pertama kalinya di serial One Punch Man.
Selain itu, untuk pertama kalinya di One Punch Man, Saitama menyadari betapa kosong dan sia-sianya mimpinya selama ini.
Manga One Punch Man baru saja membuat protagonisnya, Saitama, menderita untuk pertama kalinya sejak awal seri.
Penderitaan itu ia rasakan dengan cara yang paling tidak terduga.
Pasalnya, serial tersebut justru memberi Saitama apa yang selalu dia inginkan selama ini.
Selama ini, Saitama menjadi salah satu karakter paling ikonik di manga modern.
Sebagian besar kesuksesan serial ini disebabkan oleh keunikan sang protagonis.
Saitama adalah kebalikan dari pahlawan shonen klasik.
Dia begitu kuat sehingga tidak ada dan tidak ada yang menantang baginya.
Itu berarti, dia tidak harus berjuang atau berlatih untuk mengalahkan lawan-lawannya.
BACA JUGA : One Punch Man: Daftar Jurus Terkuat Blast Si Pahlawan Nomor Satu, Berpusat pada Dimensi dan Gravitasi!
Ini juga berarti bahwa Saitama terus-menerus bosan dan tidak tertarik dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Hal itu sangat tidak biasa bagi protagonis dari sebuah cerita tetapi membuat One Punch Man benar-benar menonjol di lanskap manga.
Satu-satunya dorongan Saitama dalam hidup adalah menemukan lawan yang layak yang akan membuatnya menggunakan kekuatan penuhnya dan membuang kebosanannya.
Namun, ketika ini akhirnya terjadi, hasilnya tidak seperti yang diharapkan Saitama.
Garou, sang Pemburu Pahlawan, adalah lawan pertama yang mampu bertarung setara dengan Saitama berkat power-up yang diterima oleh penjahat misterius bernama God.
Sebelum Saitama bisa bersukacita karena telah menemukan lawan yang layak, Garou membunuh sahabatnya dan muridnya, Genos (alias Demon Cyborg).
Tragedi ini mengguncang Saitama dan membuatnya menyadari kekurangannya sendiri sebagai seorang pahlawan.
Dalam chapter terbaru One Punch Man, Saitama menyadari bahwa dia akhirnya bisa melepaskan kekuatan penuhnya.
Namun, hal itu juga berarti bahwa pemenuhan keinginannya tidak membuatnya bahagia sama sekali.
Ini adalah titik balik yang luar biasa bagi Saitama dan untuk seri ini.
Sampai sekarang, Saitama selalu mengedepankan ketidaktahuan dan sikap apatisnya. Ia tidak peduli monster mengerikan atau skenario akhir dunia gila yang dia hadapi.
Ini sering digunakan untuk efek komedi dalam serial tersebut, tetapi juga membuat Saitama menjadi jenis protagonis yang unik. Ia adalah orang yang tidak dapat disakiti atau dilukai dengan cara apapun.
Sekarang, untuk pertama kalinya, pahlawan One Punch Man benar-benar menderita (secara emosional) dan itu terjadi tepat ketika dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
Hilangnya Genos membuat Saitama menyadari bahwa pengejarannya terhadap lawan yang kuat sebenarnya adalah sebuah pencarian kosong, karena membuatnya lupa apa artinya menjadi seorang pahlawan: melindungi orang dan hal-hal yang disayangi.
One Punch Man memaksa Saitama untuk berevolusi dengan mengalami rasa sakit untuk pertama kalinya, dan dengan menyadari betapa sia-sia tujuannya selama ini.
Ini adalah momen yang tragis tetapi juga sangat menarik yang menempatkan protagonis kembali pada “perjalanan pahlawannya”, yang mengharuskannya menderita untuk bergerak maju.
Serial ini telah mengambil waktu yang sangat menarik, membuktikan bahwa penggemar One Punch Man tidak boleh menganggap remeh Saitama.