Jika kita melihat Buah Iblis Paramecia dan Logia, dapat dikatakan bahwa entitas, api misalnya, akan bersemayam dalam Buah Iblis Logia.
Dan roh, benang misalnya, akan berada di Buah Iblis Paramecia.
Baik benang maupun api tidak memiliki kemauannya sendiri sebagai suatu entitas dan hanya berbentuk seperti apa adanya di luar Buah Iblis.
Itu berarti, jika entitas yang merasuki suatu benda tidak memiliki kemauannya sendiri, maka benda itu (Buah Iblis) juga tidak akan memiliki ini.
Inilah sebabnya muncul dugaan kenapa kemauan di dalam Buah Iblis hanya dimiliki oleh Buah Iblis tipe Zoan saja.
Entitas yang bersemayam di dalam buah iblis memiliki kemauan, sehingga dalam pandangan animisme, nampaknya logis jika benda yang dimiliki juga memiliki kemauan.
Lalu, jika Buah Iblis didasarkan pada mimpi, lalu, bagaimana dengan Yokai?
Sebuah argumen dapat dibuat bahwa batas kekuatan Buah Iblis ditentukan oleh jumlah orang yang memikirkan pemikiran tertentu.
Dan Buah Iblis tertentu mewujudkan pemikiran tersebut.
Hal ini menjadikan Buah Iblis Luffy, perwujudan harapan dan kebebasan, muncul di dunia saat ini di mana orang-orang ditindas oleh Pemerintah Dunia.
Lalu, karena Yokai adalah entitas yang ada dalam cerita rakyat Jepang, tampaknya kemunculan cerita-cerita ini menampilkan mereka dalam bentuk Buah Iblis.
Hal ini, bisa dibilang, menciptakan sistem kekuatan yang serupa untuk Zoan di One Piece dan kutukan di serial Jujutsu Kaisen.
Sekarang, jika pengetahuan tentang Yokai ini telah disebarluaskan sejak sebelum Abad Kekosongan, maka buah-buahan ini akan menjadi luar biasa kuatnya.
Inti dari teori di atas adalah bukan para anggota Gorosei dan Imu yang “memanfaatkan” Buah Iblis mereka.
Tapi, Buah Iblis tipe Yokai milik merekalah yang “memanfaatkan” mereka semua.