Ketika penulis menyuruh Marco dan King bertarung satu sama lain selama Arc Wano, dia memutuskan untuk membuat hasil pertempuran itu ambigu dan tidak meyakinkan.
Banyak penggemar One Piece yang mengartikan pilihan ini sebagai petunjuk bahwa Marco dan King kurang lebih sama kuatnya.
Pemahaman ini tampaknya yang paling logis, mengingat fakta bahwa mereka dipahami sebagai rekan satu sama lain.
Dengan tebasan pedang dan gerakan api seperti magma yang kuat, King bisa memaksa Marco mengeluarkan banyak energi untuk memblokir serangan atau menyembuhkan dirinya sendiri.
Kemudian lagi, Marco bisa menggunakan regenerasinya untuk melewati serangan King dan memukulnya, tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi ketahanan Lunarian lawannya.
Keduanya memiliki semacam kekebalan, membuat pertempuran di antara mereka sangat lama dan menguras tenaga.
Akhirnya, King akan menyulap naga api Lunariannya yang besar untuk menghancurkan Marco, yang akan menggunakan kekuatan regeneratif phoenix-nya untuk melewatinya dan menyerang King dengan serangan jarak dekat Phoenix, yang akhirnya menjatuhkannya.
Namun, prestasi itu mengharuskan Marco menggunakan semua energinya, menyebabkan dia pingsan.
Karena saling KO, pertarungan sengit pada akhirnya akan berakhir imbang.