Pertempuran di God Valley bukan sekadar konfrontasi bajak laut biasa.
Kehadiran Imu di sana mengubahnya menjadi sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kisah seri ini.
Meskipun pertempuran pada umumnya melibatkan pertarungan fisik dan kemampuan Buah Iblis, Imu mewakili ancaman eksistensial yang melampaui skala kekuatan normal.
Gaban menyaksikan kengerian yang melampaui peperangan konvensional. Transformasi klan Davy menjadi iblis mengisyaratkan sifat asli God Valley sebagai tempat di mana aturan-aturan dasar realitas dilanggar.
Imu merusak dan mengubah mereka menjadi sesuatu yang tidak manusiawi.
One Piece selalu memahami bahwa kekuatan sejati beroperasi pada berbagai tingkatan.
Haki Imu menyerang fondasi rasa aman dan realitas seseorang.
Hal ini menjelaskan mengapa Gaban, seorang pria yang berlayar bersama Raja Bajak Laut dan menghadapi banyak bahaya, masih menyimpan ketakutan yang begitu mendalam.
Panel manga yang menampilkan ekspresi terkejut Gaban menceritakan kisah yang tak terlukiskan sepenuhnya oleh kata-kata.
Tatapannya tak hanya mencerminkan pengenalan, tetapi juga munculnya kembali ingatan yang terpendam.
Beberapa orang mungkin menafsirkan reaksi Gaban sebagai kelemahan, tetapi One Piece menyajikannya sebagai kebijaksanaan yang diperoleh dengan susah payah.
Ia tahu apa yang dihadapinya karena ia pernah menghadapinya sebelumnya dan nyaris selamat. Ketakutannya tidak mengurangi legendanya; ketakutan itu justru mengontekstualisasikan skala sebenarnya dari apa yang terjadi di God Valley.
Serial ini selalu membedakan antara keberanian yang nekat dan keberanian yang bijaksana. Teror Gaban menjadi peringatan bahwa mengalahkan Imu membutuhkan lebih dari sekadar keyakinan dan tekad.
Hal itu menuntut strategi yang memperhitungkan perang psikologis yang digunakan Imu di samping kekuatan fisik.
Kengerian sejati dari insiden God Valley bukan hanya terletak pada pertempuran itu sendiri, tetapi juga pada jejak permanen yang ditinggalkannya pada para penyintas.
Reaksi Gaban pada rangkaian kejadian saat ini membuktikan bahwa beberapa luka tidak akan pernah sembuh sepenuhnya; luka tersebut hanya menunggu di bawah permukaan.