Salah satu adegan paling mencengangkan di One Piece chapter 1162 menampilkan Rocks D. Xebec, Kaido dalam wujud naganya, dan Shirohige yang berdiri bersama melawan Imu.
Pertarungan ini terasa kurang seperti sejarah, melainkan lebih seperti mitos. Momen ini mengukuhkan posisi Rocks sebagai salah satu tokoh terkuat di zamannya dan menunjukkan bahwa bahkan ia tidak dapat menghancurkan Imu, hanya dapat menantang mereka.
Dialog Rocks dengan Shirohige menggambarkan kesia-siaan ini: ketika ditanya apa yang mereka lawan, ia hanya menjawab, “Dunia itu sendiri.”
Kalimat itu menghubungkan kilas balik dengan masa kini Luffy. Rocks adalah orang yang mencoba menggulingkan dunia melalui kekacauan. Luffy akan melakukannya melalui kebebasan.
Gema pemberontakan Rocks masih hidup di generasi baru, dibawa oleh ambisi Blackbeard dan idealisme Luffy.
Paralel ini juga menjelaskan mengapa pemerintah dunia takut pada “Kehendak D.” Mereka yang mewarisinya ditakdirkan untuk melawan perintah Imu, entah mereka menyadarinya atau tidak.
Teks misterius yang muncul di dalam bab ini, yang merujuk pada “matahari yang tertawa” dan “pagi baru yang akan tiba,” berkaitan langsung dengan ramalan Joy Boy. Teks ini menegaskan bahwa kedatangan Dewa Matahari menandai berakhirnya kekuasaan Imu.
Selama beberapa dekade, para penggemar telah berspekulasi tentang arti dari prasasti kuno ini, dan One Piece Bab 1162 akhirnya menghubungkannya dengan kebangkitan Luffy sebagai Nika.
“Matahari yang tertawa” tak lain adalah Monkey D. Luffy, pejuang pembebasan yang akan membawa fajar ke dunia yang diselimuti bayangan abadi.