One Piece 1170 Sub Indo Opposite: Raw Scans dan Spoilers

December 26, 2025
comments
Sorenamoo
Posted in Jejepangan Manga

One Piece chapter 1170 menjadi salah satu bab paling menentukan dalam arc Elbaf. Setelah ratusan tahun dilindungi oleh penjaga kuno, harta karun terbesar bangsa Raksasa akhirnya jatuh ke tangan sosok yang dianggap “layak”: Loki.

Bab ini bukan sekadar pertarungan fisik, melainkan pengungkapan mitos, takdir, dan konflik ideologi yang berakar dalam sejarah Elbaf.

Kekacauan pun pecah ketika terungkap bahwa Buah Iblis legendaris Elbaf ternyata belum pernah dimakan.

Selama ini, Ragnir—pelindung abadi—menjadi tembok terakhir yang menghalangi siapa pun untuk menyentuh kekuatan terlarang tersebut.

Pertarungan Loki vs Ragnir dan Rahasia Buah Terlarang

Bab dibuka dengan duel brutal antara Loki dan Ragnir.

Pertarungan ini menguras fisik dan kehendak keduanya hingga mencapai batas.

Di tengah bentrokan, Harald mengungkap fakta mengejutkan: Buah Iblis Elbaf disegel bukan untuk disembunyikan selamanya, melainkan menunggu sosok yang benar-benar pantas.

Momen paling tak terduga terjadi ketika Ragnir berubah wujud menjadi seekor tupai kecil.

Perubahan ini menandai pengakuan simbolis bahwa Loki telah lulus ujian. Peti suci pun dibuka, dan Loki memakan Buah Iblis legendaris tersebut.

Efeknya langsung terasa. Tangan Loki berubah menjadi cakar mengerikan, menandakan transformasi yang belum sepenuhnya diperlihatkan.

Sepanjang One Piece chapter 1170, wujud barunya sengaja disembunyikan dalam siluet, seolah Oda ingin menahan kejutan terbesar untuk masa depan.

Pengetahuan Penting Gaban dan Kunci Melawan Para Immortal

Di sisi lain, One Piece chapter 1170 juga memperkuat peran Scopper Gaban.

Ia mengungkap bahwa Haki Haoshoku adalah kunci untuk melukai para prajurit abadi dan memperlambat regenerasi mereka.

Pengetahuan ini berasal dari pengalaman langsung menghadapi para Knight of God yang pernah mencoba menculiknya saat era Roger.

Informasi ini memberi lapisan baru pada misteri Shanks dan hubungannya dengan Pemerintah Dunia.

Jika Haoshoku mampu melukai makhluk abadi, maka Shanks jelas memegang peran krusial dalam konflik global yang akan datang.

Akhir Epik Harald dan Kebangkitan Loki

Puncak emosional One Piece chapter 1170 terjadi saat Loki kembali berhadapan dengan Harald.

Kali ini, Loki tidak sendirian. Ia berkoordinasi dengan Ragnir yang telah kembali ke wujud manusianya.

Serangan gabungan mereka, diperkuat oleh Haki Haoshoku dan petir dahsyat, menghantam Harald tanpa ampun.

Akhir Harald digambarkan sangat simbolis: tubuhnya disambar petir dan hancur berkeping-keping, seolah menandai runtuhnya era lama Elbaf dan lahirnya kekuatan baru.

Bayang-Bayang Duel Takdir: Loki dan Shanks

Menariknya, kebangkitan Loki di One Piece chapter 1170 juga membuka kembali misteri lama: konflik masa lalu antara Loki dan Shanks. Dalam sudut pandang mitologi Nordik, Shanks dapat dilihat sebagai figur Griffin atau Tyr—simbol keseimbangan dan pengorbanan—sementara Loki mencerminkan Ular atau Fenrir yang didorong oleh amarah dan takdir kelam.

Jika Loki adalah pangeran Elbaf dan putra Harald, maka kejatuhan sang ayah bisa menjadi luka batin yang membentuk pandangannya terhadap dunia. Pertemuan dengan Shanks di masa lalu mungkin bukan sekadar duel kekuatan, melainkan bentrokan ideologi: balas dendam versus pemahaman.

Pulau Raijin, dengan petir abadi yang menyambar langitnya, menjadi simbol sempurna bagi konflik para “dewa” ini. Haki Penakluk bukan lagi sekadar kekuatan tempur, melainkan tali spiritual yang mengikat kehendak dan nasib.

Kesimpulan: Era Baru Elbaf Dimulai

One Piece chapter 1170 menegaskan Loki sebagai pemain besar baru dalam peta kekuatan dunia. Dengan Buah Iblis legendaris di tangannya dan potensi Haoshoku yang mengerikan, Elbaf kini berdiri di ambang era baru.

Bab ini tidak hanya menjawab misteri lama, tetapi juga menanam benih konflik besar antara Loki, Shanks, dan kekuatan abadi dunia. Rahasia Elbaf, masa lalu Shanks, dan takdir para raksasa kini saling terikat—seperti guntur yang menggantung di cakrawala, menunggu saatnya menyambar.