
Naruto: Bukan Madara atau Kaguya, Tapi Karakter Penjahat Penting Ini yang Mempengaruhi Hasil Akhir Pertarungan Naruto dan Sasuke
- March 28, 2022
- comments
- Urusai
- Posted in AnimeJejepanganManga
Popularitas Pain di antara para fans Naruto bukanlah sesuatu yang berlebihan.
Sang pemimpin Akatsuki inilah yang memberikan komando berdasarkan jalan kedamaian yang dia percayai.
Dia memang bukanlah penjahat terkuat di keseluruhan seri Naruto, tapi Pain ini memainkan peran penting dan tidak ada satupun penjahat di Naruto yang dapat melakukan peran tersebut selain dirinya.
Salah satu peran terpenting Pain ini berhubungan dengan hasil akhir dari pertarungan rival lama antara Naruto dan Sasuke di akhir seri ini.
Untuk mencari kekuatan yang dapat mengabulkan mimpi balas dendamnya, Sasuke Uchiha pergi meninggalkan desa Konoha dengan 4 ninja desa suara untuk bergabung dengan Orochimaru.
Naruto, bersama dengan beberapa ninja Genin, Shikamaru, Kiba, Choji, dan Neji, melakukan pengejaran karena percaya kalau Sasuke hanya diculik oleh mereka.
Ketika mereka berhasil mengejarnya, para Genin yang menemani Naruto berpencar untuk mengatasi para ninja Suara, yang mana pada akhirnya hanya tersisa Naruto dan Sasuke.
Yang mengagetkan, misi penyelamatan yang dilakukan oleh Naruto malah menjadi pertarungan hidup mati dan saat mereka saling memberikan serangan, Sasuke mengatakan perbedaan di antara mereka.
Sambil bertarung, Naruto berusaha meyakinkan Sasuke untuk kembali ke desa Konoha.
Dia membandingkan situasi Sasuke dengan situasi yang dihadapinya, mengingatkan temannya ini kalau mereka sama-sama tidak memiliki hubungan keluarga dan entah bagaimana dapat terhubung dengan satu sama lain.
Daripada diyakinkan dengan perkataan Naruto tersebut, Sasuke menolak Naruto dan mengatakan kalau mereka berdua sama sekali tidak sama.
Dia mengatakan kalau rasa sakit yang dia miliki jauh lebih besar daripada Naruto karena dia memiliki rasa cinta dan sayang kepada keluarga dan anggota klan nya.
Naruto sejak awal selalu sendiri, jadi Naruto tidak merasakan penderitaan yang dirasakan olehnya karena kehilangan rasa cinta tersebut dengan cara yang sangat kejam.
Meski terdengar sangat tidak sensitif, tapi apa yang dikatakan oleh Sasuke memang ada benarnya.
Sebelum bergabung dengan tim 7, Naruto hanya memiliki sedikit teman di desa Konoha.
Dan semua hubungan yang dia miliki tersebut, termasuk Sasuke dan Sakura sama sekali belum pernah direbut darinya, apalagi dengan cara yang kejam di depan matanya sendiri.
Karena itulah Naruto tidak benar-benar memahami rasa sakit yang dimiliki oleh Sasuke dan kebencian yang dia miliki terhadap kakaknya, Itachi Uchiha, yang mana tentunya dengan memaksa Sasuke kembali pada saat itu sama saja dengan mengatakan kalau dia harus menyerah pada balas dendamnya, tentunya ini sangat mustahil untuk dilakukan.
BACA JUGA: Naruto: Senjata ‘Aneh’ Serial Naruto Ini Rupanya Terinspirasi dari Sejarah di Dunia Nyata!
Naruto masih belum dapat memahami perasaan Sasuke yang sebenarnya sampai dia merasakan kehilangan Jiraiya, seorang mentor sekaligus sosok ayah yang dia miliki.
Naruto merasakan kesedihan mendalam dengan kematian masternya di tangan Pain, dan dia bersumpah untuk membalaskan dendamnya kepada Pain karena hal ini.
Pertarungan mereka di sisa-sisa desa Konoha adalah pertarungan legendaris yang akhirnya dimenangkan oleh sang karakter utama.
Tapi setelah dia mendengarkan lingkaran kebencian yang diterangkan oleh Pain, pada akhirnya dia tidak dapat membunuh pembunuh masternya ini.
Dia lebih memilih untuk memutus lingkaran kebencian dengan mengampuni nyawanya dan akhirnya dapat mengatasi rasa balas dendam yang sangat ingin dia lakukan, sama seperti apa yang dia katakan pada Sasuke pada saat itu.
Aspek hubungan antara Naruto dan Sasuke ini dengan sempurna mengilustrasikan cara pandang Pain kalau manusia tidak akan pernah saling memahami sampai mereka mengalami rasa sakit yang sama dengan yang pernah mereka alami.
Dengan ini, untuk pertama kalinya Naruto menyadari bagaimana perasaan Sasuke setelah dia kehilangan seluruh anggota keluarganya.
Naruto yang mengampuni Pain ini menunjukkan kalau perkataannya pada Sasuke dulu bukan hanya omong kosong belaka.
Saat dia kembali mengulangi perkataan tersebut di pertarungan terakhir mereka, perkataan ini bukan lagi omong kosong yang diucapkan oleh anak-anak yang hanya tidak ingin kehilangan temannya.
Ini merupakan perkataan bijaksana dari seorang partner yang saling berbagi penderitaan dan memahami satu sama lain, yang mana bisa dikatakan ini adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri gejolak batin yang dimiliki oleh Sasuke, dan hal inilah yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh sang rival agar matanya dapat terbuka setelah sekian lama berjalan di dalam kegelapan.
Baca berita dan informasi mengenai anime serta manga lainnya hanya di Sorenamoo