Selama bertahun-tahun, penggemar Naruto telah berdebat dan mendiskusikan tentang beberapa hal yang mangaka Masashi Kishimoto pilih untuk tidak disertakan dalam serial tersebut.
Salah satu misteri yang telah lama menggelitik penggemarnya adalah mengapa Jiraiya, meskipun ayah baptis Naruto, tidak menerimanya setelah orang tuanya meninggal.
Banyak penggemar yang menyarankan agar mangaka Naruto mengambil keputusan ini demi mendukung alur cerita yang berlangsung.
Namun, ada beberapa yang merasa bahwa keputusan tersebut sudah tepat.
Di serial Naruto: Shippuden, baik penggemar maupun protagonis sendiri mengetahui bahwa Jiraiya lebih dari sekadar guru baginya.
Jiraiya adalah ayah baptis Naruto yang ditunjuk oleh Minato dan Kushina.
Selain menjadi ayah baptisnya, Jiraiya juga diminta untuk melindugi putra mereka saat Minato dan Kushina tidak ada.
Oleh karena itu, penggemar akhirnya mulai mempertanyakan motif Jiraiya dan mengapa dia tidak mengadopsi Naruto ketika Minato dan Kushina meninggal di tangan Kurama.
Berikut adalah beberapa teori yang pernah muncul terkait hal tersebut.
1. Jiraiya tidak mampu merawatnya secara emosional
Membesarkan anak dengan cara yang benar membutuhkan banyak perhatian dan pengertian yang lembut.
Namun, seperti yang tampak di serial Naruto, Jiraiya tidak bisa melakukan hal tersebut.
Belum lagi, kemiripan luar biasa yang dimiliki Naruto dengan ayahnya Minato akan membuat segalanya menjadi lebih sulit.
Melihat anak itu akan selalu mengingatkannya pada muridnya, yang gagal dia lindungi.
Beban emosional itu tidak ingin lagi dirasakan oleh Jiraiya pada saat itu.
2. Berpergian bersama seorang Sannin tidak ramah anak
Sebagai Sannin, Jiraiya diharuskan sering bepergian dan terlibat dalam situasi berbahaya untuk mendapatkan informasi yang menguntungkan bagi Desa Konoha.
Gaya hidup ini sama sekali tidak cocok untuk membesarkan anak.
Selain itu, para Sannin juga terkadang bertindak sebagai mata-mata, dan mengetahui banyak informasi sensitif.
Jika Naruto yang masih kecil berada di dekatnya, hal tersebut akan mengancam jiwa sang anak sendiri.
3. Penelitiannya sangat penting bagi Desa Konoha
Sebagai seorang Sannin, Jiraiya terus-menerus mencari informasi yang akan menguntungkan Desa Konoha.
Dia juga seringkali mengawasi dan mengumpulkan informasi tentang pergerakan Akatsuki dan desa lain.
Jiraiya tidak akan leluasa bergerak jika membesarkan Naruto sambil melakukan hal tersebut.
4. Jiraiya tidak memiliki kualitas sebagai seorang Ayah
Jiraiya memang bisa menjadi guru yang hebat.
Dia berhasil mendidik Naruto hingga bisa bertahan dalam berbagai kondisi pertarungan.
Namun, Jiraiya dinilai tidak begitu cocok menjadi sosok seorang Ayah.
Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan pada seorang anak kecil yang rentan.
Apalagi, sifatnya yang kurang baik bisa membawa hal buruk bagi anak yang diasuhnya nanti.
5. Cerita tentang anak yatim piatu yang mencapai keberhasilannya lebih disukai
Salah satu teori mengatakan bahwa Kishimoto sengaja membuat Naruto seorang anak yatim piatu.
Bangkitnya seorang anak yatim piatu untuk meraih sebuah kejayaan dengan memanfaatkan “kekuatan persahabatan” merupakan cerita yang banyak digemari di setiap serial Shounen.
Ditambah, sang mangaka sangat pandai dalam memainkan narasi atau alur cerita yang mengambil tema tersebut.