Madara Uchiha merupakan salah satu tokoh antagonis paling populer dari serial Naruto.
Dia adalah anak tertua dari Tajima Uchiha, sosok ketua klan Uchiha saat itu.
Di cerita Naruto, Madara sering digambarkan sebagai seorang antagonis yang jahat dan cerdas.
Tapi, bagaimana jika ambisinya selama ini didorong oleh sebuah alasan yang tidak konvensional?
Marada Uchiha diketahui bisa menyatuhkan dunia shinobi.
Hal ini bahkan tidak bisa dilakukan oleh para Kage.
Mungkin dia bukan sosok yang populer saat itu, tapi bagaimana jika Madara juga punya niatan untuk membawa kedamaian?
Bisa jadi, Madara berencana untuk menyatuhkan dunia shinobi dan mematahkan siklus kebencian?
Madara merupakan karakter yang berbeda dari lainnya.
Menurut kreator Naruto, Masashi Kishimoto, dia adalah karakter tanpa cela.
Kishimoto-sensei membuat sosok Madara sangat berlawanan dengan Naruto.
Dia adalah seorang anti-hero yang sempurna.
Jika ditanya apakah Madara jahat? Mungkin tidak sepenuhnya.
Sifat dan karakter Madara tidak mencerminkan kejahatan, tapi tidakannya iya.
Untuk membedah hal ini, penggemar harus menganalisa dari sudut pandang Madara.
Tentang bagaimana dia melihat dunia shinobi dan caranya ingin mendapatkan kedamaian.
Ditambah, Madara memiliki masa lalu yang akrab dengan perang sekaligus kenyataan pahit
Seperti kita tahu, Madara dan Hashirama tumbuh dalam kondisi konflik.
Hanya saja, keduanya sama-sama melihat masa depan penuh kedamaian.
Di mana anak-anak tidak perlu bertarung satu sama lain.
Madara yang berkutat antara mimpi dan keluarganya memilih pilihan kedua.
Dia suka bertarung yang kemudian merubahnya.
Semakin banyak pertarungan yang dia menangkan, Madara semakin yakin dengan kemampuannya.
Ia adalah sosok yang kompetitif dan menghabiskan banyak waktu untuk memoles kemampuannya.
Apalagi, dia memiliki Hashirama Senju sebagai rival.
Terlepas dari kekalahannya, Madara berhasil dibujuk oleh Hashirama.
Tapi setelah proses berjalan, Madara menyadari jika konsep kedamaian Hashirama tidak ideal.
Madara melihat masalah ini di awal dan memilih cara alternatif terlepas dari keributan,
Keinginan para Uchiha untuk mendapatkan kendali sama sekali tidak hilang.
Ini dibuktikan oleh serangan Madara pada Mu dari Iwagakure dan Onoki agar mereka tunduk pada Konoha.
Hal tersebut berlawanan dengan kebaikan dan pendekatan Hashiran yang cenderung tenang.
Madara semakin sadar kalau menciptakan sistem desa bisa mencegah pertarungan kecil, tapi memicu risiko yang lebih besar.
Dia juga percaya klan Uchiha dalam bahaya jika dikendalikan oleh Senju.
Alhasil, Madara menjadi sosok yang delusional setelah merasa terasing dan tak berdaya.
Membaca sejarah Uchiha membuat Madara tahu tentang masa lalu shinobi.
Pertarungan yang tanpa akhir ini membuat Madara mencari jalan dengan Tsuki no Me.
Tujuannya adalah dengan menggunakan bulan sebagai genjutsu dari Tsukuyomi tak berujung.
Genjutsu ini membuat para manusia berada di dalam Tsukuyomi dan bermimpi dengan impiar terbaik mereka.
Menurut Madara, ini merupakan solusi terbaik untuk mendapatkan dunia yang damai.