2. Pertumpahan Darah dan Realistik Cerita
Penyampaian cerita yang lebih “gelap” dan realistik membuat keduanya sangat mirip dalam hal ini.
Para Titan, makhluk yang tidak pandang bulu menyerang dan bahkan memakan manusia, membuat kematian adalah hal yang wajar di dunia Attack on Titan.
Hal ini membuat kematian karakter yang kita suka semakin terasa tragis, mengingat kematian mereka terasa sangat mendadak dan kejam.
Sama seperti Attack on Titan, Game of Thrones juga membunuh karakter pentingnya dengan cara yang kejam.
Sosok yang dianggap akan terus ada dan menjadi elemen penting bagi kelanjutan ceritanya dibunuh dengan cara yang bisa dikatakan “sembrono” karena kematiannya yang “tidak dramatis”.
Karakter yang sudah ada sejak awal dan terus menemani kita pun belum tentu aman dari kematian, hal ini sangat menunjukkan realisme dari kedua seri ini.
3. Kontroversi
Tentu saja yang tidak lepas dari kedua seri ini adalah kontroversi mereka.
Menurut banyak orang, Game of Thrones mulai mengabaikan kualitas di season-season berikutnya.
Hal ini sebagian besar dikarenakan mereka yang harus menceritakan cerita originalnya, mengingat semua buku karya George R. Martin telah diadaptasi.
Season terakhir dan akhir dari seri ini sangat dibenci, dengan kematian dan perkembangan karakter yang berubah dari mengejutkan menjadi ditulis dengan sangat buruk.
Selain itu, akhir dari seri ini dianggap sebagai salah satu yang terburuk, hal ini membuat banyak penggemar secara aktif mengajukan petisi untuk membuatnya ulang agar memberikan akhir yang lebih memuaskan.
BACA JUGA: Sejarah Pulau Paradis dan Kekuatan Para Karakter Utama di Attack on Titan