
Manga Jujutsu Kaisen 238: Kekuatan Wujud Asli Sukuna, Kematian Kashimo, Higurama dan Yuji Masuk Medan Tempur
- October 5, 2023
- comments
- Sorenamoo
- Posted in JejepanganManga
Manga Jujutsu Kaisen 238 memperlihatkan Hajime Kashimo yang mati di tangan Ryomen Sukuna dalam wujud aslinya.
Menurut Jujutsu Kaisen 238, Yuji dan Higurama memasuki medan tempur setelah kekalahan Kashimo.
Ikuti terus artikel ini untuk membedah manga Jujutsu Kaisen 238.
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler Jujutsu Kaisen
Manga Jujutsu Kaisen 238 Bahasa Indonesia: Inhuman Makyo Shinjuku Showdown Part 15
Halaman 1
Narator: Dengan menggunakan X-Rays, analisis terhadap Ryomen Sukuna dimulai. Hal itu terungkap jelas di mata Kashimo.
Narator: Kesempurnaan.
Halaman 2
Narator: Bahkan saat melakukan tanda tangan untuk mengeluarkan jurus, kedua tangan lainnya bisa bergerak bebas.
Narator: Tanpa membebani paru-paru, kata-kata terkutuk terus terucap tanpa berhenti.
Narator: Bagi seorang penyihir Jujutsu, memiliki empat lengan dan dua mulut merupakan keuntungan yang tak ternilai harganya.
Narator: Selain memberikan keuntungan luar biasa, tubuh Sukuna bisa berfungsi dengan baik tanpa gangguan fisik apapun.
Halaman 3
Narator: Tubuh itu dan penggunaan luar biasa dari Cursed Tool Kamutoke dan Hiten membuat Sukuna bisa melenyapkan Celstial Squad dan 5 Void Generals yang dipimpin langsung oleh Fujiwara Hokke.
Narator: Dia juga berhasil mengusir Darkness Pacification Force yang dibentuk oleh Angel, Keluarga Elit Abe dan pasukan Sugawara yang tersisa.
Kashimo: Ahh, itu, ahh…
Note: “Deshhi” ada hubungannya dengan tanah hitam dan pernis juga berwarna hitam. Kanji untuk tanah hitam juga sama dengan yang digunakan di kata Nirvana yang merupakan tujuan akhir agama Budha (tidak adanya penderitaan, egoisme, dan sebagainya).
“Chinbu” berarti perdamaian atau memberikan rasa damai.
Halaman 4
Keindahan!!
Halaman 5
Halaman 6
Sukuna: “Dragon Scales”, “Repel”
Sukuna: Sebaiknya kau menghindari yang ini.
Sukuna: “Pair of Meteor’s”.
Halaman 7
Sukuna: Dismantle!
Kashimo: Jadi ini serangan yang membunuh Gojo Satoru…
Halaman 8
Kashimo: Tebasan yang bisa memotong dunia itu sendiri.
Sukuna: Ada orang bodoh yang mengajariku cinta.
Sukuna: Dia bilang aku tidak tahu cinta, karena tidak ada yang setara denganku, maka aku kesepian.
Sukuna: Aku mengerti mengapa mereka berusaha mengatakan itu padaku tapi, dicap sebagai orang yang tidak tahu itu membuatku agak kesal.
Sukuna: Yah, mereka seharusnya tidak menjelaskan itu padaku.
Sukuna: Mereka seharusnya berbicara soal cinta padamu atau Gojo Satoru.
Halaman 9
Sukuna: Kalian semua, bukannya tidak tahu, tapi lebih ke tidak bisa memahaminya…
Kashimo: Apa maksudmu?
Sukuna: Kau itu kuat, ‘kan?
Halaman 10
Halaman 11
Halaman 12
Halaman 13
Sukuna: Pasti sudah banyak petarung atau veteran yang menantangmu. Dengan seluruh jiwa dan raga mereka.
Sukuna: Mereka sebenarnya tidak membencimu. Mereka ingin diakui olehmu. Mereka ingin mengonfirmasi tipe orang seperti apa kau sebenarnya. Lalu, kau mulai membantai mereka satu per satu. Kau bertanya cara berinteraksi dengan orang lain dan menunjukkan belas kasih pada mereka tapi… jika yang kau lakukan itu bukan rasa belas kasih, lalu apa?
Halaman 14
Sukuna: Kita dicintai karena kekuatan kita dan kita merespons cinta tersebut.
Sukuna: Bahkan lebih jauh lagu, karena kau mengaku kesepian, maka kusebut dirimu orang yang serakah.
Kashimo: Apa kau sudah puas dengan semua itu?
Kashimo: Lantas mengapa kau membagi jiwamu ke dalam benda terkutuk dan berjalan melintasi waktu?
Sukuna: Selain bisa memahami, kau juga harus bisa yakin seratus persen. Menurutku hal-hal seperti cinta adalah kebodohan.
Halaman 15
Sukuna: Ingin dipuaskan oleh orang lain adalah sesuatu yang tak akan pernah terpikirkan olehku.
Sukuna: Saat kau ingin makan, maka makanlah.
Sukuna: Jika mereka mengganggumu, maka bunuh mereka.
Sukuna: Jika ingin bersenang-senang, maka bersenang-senanglah.
Sukuna: Akulah yang memilih cara hidupku sendiri. Jika tidak ada yang bisa mengukur kemauanku, maka itu masalah orang lain bukan masalahku sendiri.
Kashimo: Kau akan bosan jika terus begitu.
Sukuna: Di luar ekspektasi, ternyata rasa manusia sangat beragam dan hanya tersedia dalam waktu singkat.
Sukuna: Menurutku, jumlah mereka sudah cukup untuk kunikmati hingga aku benar-benar mati.
Halaman 16
Sukuna: Akhirnya kalian datang juga
Halaman 17
Sukuna: Memangnya orang seperti kalian bisa berbuat apa?
Minggu depan libur