Mangekyo Sharingan selalu tampak berkembang karena trauma emosional yang ekstrem, bukan tindakan tertentu.
Penipuan Itachi yang disengaja, dengan mengklaim bahwa ia telah membunuh sahabat karibnya, berfungsi sebagai taktik manipulatif untuk mencegah Sasuke mencari kekuasaan.
Meskipun serial tersebut menunjukkan bahwa Uchiha membangkitkan Mangekyo mereka melalui berbagai pemicu emosional, para penggemar tetap mempercayai kesalahpahaman ini.
Sarada mengalami gejolak emosional yang mendalam saat ia menyaksikan situasi Boruto.
Ketidakmampuannya untuk menerima kenyataan ini mencerminkan kondisi psikologis Obito setelah kehilangan Rin.
Paralel ini tidak hanya nyaman—tetapi juga beresonansi secara tematis.
Kedua karakter menghadapi kenyataan yang tidak dapat mereka tanggung, dan Sharingan mereka berevolusi untuk mencerminkan konflik internal ini.
Kemampuan Mangekyo masing-masing Uchiha tampaknya secara langsung mencerminkan kondisi psikologis mereka.
Kamui milik Obito, yang memungkinkannya untuk melintasi realitas, melambangkan keinginannya yang mendalam untuk melarikan diri dari dunia yang telah merenggut Rin darinya.
Melalui penggunaan Tsukuyomi, Itachi memamerkan kemampuannya untuk memanipulasi narasi dan persepsi orang lain.
Amaterasu berfungsi sebagai representasi fisik dari dedikasi total Sasuke untuk membalas dendam.
Kemampuan Sarada yang sama dengan Obito menunjukkan bahwa ia beroperasi melalui proses psikologis yang sama.
Ketidakmampuannya yang potensial untuk menerima apa yang terjadi pada Boruto dapat terwujud sebagai kekuatan yang memungkinkannya untuk mengubah atau melarikan diri dari kenyataan.
Pilihan naratif ini akan menegakkan tradisi seri yang menghubungkan kemampuan Mangekyo dengan keadaan emosi tertentu alih-alih menetapkan kekuatan secara acak.