Chapter ini memperlihatkan kilas balik lain yang melibatkan Tabito Karasu.
Karasu menyarankan Hiori bahwa dia harus membuat ekspektasi untuk dirinya sendiri sebelum melakukan itu pada orang lain.
Sayangnya, Hiori membenci ekspektasi dan menanggapnya sebagai kutukan.
Satu-satunya alasan dia datang ke Blue Lock dan bertahan adalah agar bisa menjauh dari orangtuanya.
Hingga saat ini, ego Hiori adalah tidak ingin pulang ke rumah, tapi, semuanya sudah berubah sekarang.
Panel kembali ke pertandingan antara Bastard Munchen dan Ubers, Hiori terkesan dengan pergerakan Shoei Barou.
Saat orang-orang percaya seorang penyerang harus egois, kharisma Barou membuat para pemain tertarik padanya hingga menciptakan celah untuk muncul di baris pertahanan lawan.
Hiori yakin bahwa penyerang terbaik dunia juga memiliki kemampuan yang sama.
Walau tidak memiliki ambisi untuk menjadi pemain terbaik dunia, Hiori akhirnya menemukan orang yang ingin dia dukung.
Hiori percaya bahwa Yoichi Isagi memiliki bakat untuk menjadi pemain nomor satu dunia.
Hanya saja, jika Yoichi kalah dari Kaiser atau Barou, bakatnya akan terkubur. Atas alasan itu, Hiori memiliki misi untuk menjadikan Yoichi sebagai raja.
Setelah beberapa umpan dari Ubers, bola akhirnya mencapai Don Lorenzo.
Kaiser dan Isagi mendekatinya untuk mencuri bola, tapi Lorenzo berhasil mengoperkan bola ke arah Barou.
Saat bola hendak mencapai Barou, Hiori mencuri bola itu dan mengeluarkan MEta Vision.