Ketika tumbuh dewasa, Yoriichi ternyata diketahui sebagai seorang pendekar pedang jenius.
Ini membuat Michikatsu mengalami depresi karena selama ini dia merasa lebih baik dari sang adik.
Ia juga khawatir apabila ayah mereka tahu tentang bakat dan kemampuan Yoriichi.
Kekhawatiran Michikatsu memuncak ketika dia berpikir Yoriichi akan mengambil posisinya sebagai pewaris keluarga.
Kondisi ini memicu Michikatsu untuk menguasai teknik pedang lantaran cemburu pada sang adik.
Saat ibu mereka meninggal dunia, Yoriichi memberitahu sang kakak kalau dia akan meninggalkan rumah.
Sembari menyampaikan perpisahan, Yoriichi mengeluarkan flute yang diberikan oleh Michikatsu.
Ia tersenyum dan mengatakan bahwa benda tersebut sangat berharga untuknya.
Michikatsu kebingungan lantara Yoriichi menganggap benda ‘sampah’ yang dia berikan sebagai sesuatu yang istimewa.
Ketika membaca buku harian ibunya, Michikatsu menemukan fakta bahwa Yoriichi selalu berada di sisi ibu mereka bukan karena manja.
Melainkan dia ada untuk membantu sang ibu yang tubuhnya melemah karena sakit.