Ume dan Warabihime
Ketiga nama karakter ini memilki artinya sendiri, dan terkadang, setiap nama memilki arti yang lebih daripada nama lainnya, tergantung dengan konteks atau siapa yang berbicara.
Karakter ini sendiri terlahir dengan nama Ume, nama ini dapat ditulis dengan kanji “prem”.
Nama ini terdengar cukup polos, ini juga berlaku kepada nama panggilannya, Ume, yang mana bisa juga dibaca sebagai “prem putih”, kemungkinan dia mendapatkan nama ini karena rambut putihnya saat dia masih anak-anak di daerah kumuh.
Meski begitu, nama manusianya ini memiliki arti lain yang lebih gelap, dan kakaknya, Gyutaro mengetahui hal ini.
Ibu dari Ume dan Gyutaro meninggal karena sifilis, dan Ume diberikan nama berdasarkan hal ini.
Meski penyakit ini dalam bahasa Jepang bernama Baidoku, tapi secara penulisan dalam huruf kanji, Baidoku dapat dibaca sebagai “Ume”, nama karakter yang tidak mengenakkan dan berhubungan dengan kemiskinan, penyakit, dan kesengsaraan.
Hanya dari ini saja, kita dapat mengetahui dengan jelas kehidupan berat menyengsarakan yang dijalani oleh Ume, yang mana dia tidak dapat mengandalkan apapun selain kecantikannya dan kakaknya yang protektif.
Kehidupan yang sangat berat karena sudah dianggap sebagai “kegagalan” sejak dari lahir.
Setelah menjadi iblis bawahan Muzan Kibutsuji, yang merupakan seseorang yang dia kagumi, Ume mulai bekerja sebagai Oiran di Distrik Hiburan dan menggunakan berbagai nama, termasuk Warabihime.
Nama ini juga memiliki arti, dengan karakter “Warabi” yang mengacu pada tanaman pakis dan “Hime” yang berarti putri.
Pakis merupakan tanaman yang sudah biasa untuk dikonsumsi di wilayah Asia, termasuk Jepang, tapi tanaman ini dapat meningkatkan kemungkinan terserang penyakit kanker bagi yang mengkonsumsinya, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan kalau tidak disiapkan dengan benar.
Hal ini merujuk pada nama “Warabihime” yang terasa tidak berbahaya tapi secara tidak terduga sangat berbahaya dari dalamnya, dan dia sangat mematikan kalau ada orang yang bersikap tidak benar (tidak dia sukai) di sekitarnya.
Tentu saja Warabihime menganggap dirinya sebagai seorang putri yang agung, makhluk sempurna yang cantik, dan sangat ingin memisahkan dirinya dari kehidupan masa lalunya yang sangat susah.