Pada saat-saat terakhirnya, Nobara melihat kehidupannya terpancar di depan matanya, saat para penggemar dapat melihat lebih dekat di balik ideologi dan perspektifnya.
Dia dibesarkan di sebuah desa di mana orang-orang yang berbeda dari yang lain diperlakukan seperti orang buangan oleh penduduk desa lainnya.
Nobara menjadi sangat selektif dalam berinteraksi dengan orang lain, karena dia telah membentuk beberapa kesalahpahaman tentang orang lain karena berada di desa.
Namun, semua kesalahpahaman yang dia miliki dan tembok yang dia bangun di sekeliling dirinya akhirnya dirobohkan oleh orang-orang yang dia temui selama berada di SMA Jujutsu.
Dari Itadori hingga Maki, setiap orang yang dia temui menantang pandangannya sebelumnya, karena dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan bergaul dengan begitu banyak orang yang berbeda.
Semua teman dan gurunya saat ini membawa kursi mereka sendiri dan mengambil tempat duduk dalam hidupnya, yang menurutnya tidak terlalu buruk.
Pada akhirnya, semua orang yang dia temui membuktikan bahwa dia salah, dan waktu yang dia habiskan bersama mereka tentu saja sangat berharga baginya.
Namun, seluruh kedalaman karakternya tampaknya sia-sia karena hal itu terjadi tepat sebelum dia meninggal.
Meskipun para penggemar telah menunjukkan apresiasi mereka terhadap latar belakang dan karakterisasi Nobara, mereka secara terbuka menyatakan keluhan mereka atas kematiannya.
Ada pendapat umum bahwa karakter tidak perlu mati agar cerita bisa maju.
Melihat kembali serialnya, kematiannya tidak menghasilkan banyak hal, kecuali menjadi bagian integral dari pertumbuhan karakter Itadori dan dorongannya untuk membunuh Mahito.