Dalam manga, Shibuya Incident Arc disusun sebagai persilangan antara laporan polisi dan film dokumenter.
Ini bukan sebuah konsep baru, namun pelaksanaannya oleh Mangaka Akutami sangatlah unik dan lebih unggul dari yang lain dengan pemerataan fokus pada poin-poin penting dari acara tersebut.
Namun, manga memiliki tiga manfaat utama: tempo yang lambat, jeda mingguan bagi pembaca untuk memproses peristiwa dengan kecepatan lebih baik, dan ruang untuk berhenti sejenak dan kembali ke terbitan sebelumnya untuk mengingat garis waktunya.
Anime tidak memiliki semua ini, dan Mappa perlu menyesuaikan cerita dengan medianya untuk memfasilitasi alur narasi yang lebih baik.
Meski begitu, salah satu alasan mengapa Shibuya Incident Arc menonjol di antara seri lainnya adalah struktur naratifnya yang non-linier dan terus bergerak.
Akutami sering kali meninggalkan pertarungan dan melompat ke tengah pertarungan lainnya, hanya mengungkapkan bagaimana pertarungan itu dimulai tiga chapter ke depan.
Hal ini menciptakan rasa hiruk pikuk, yang menambah perasaan kekacauan yang merasuki keseluruhan arc ini.