Jujutsu Kaisen Movie 0 menjadi salah satu film terlaris yang sudah rilis pada Maret 2022 kemarin, hanya saja kini kembali menjadi perbincangan publik.
Seperti kita tahu, Jujutsu Kaisen Movie 0 ini merupakan cerita terpisah dari versi manga dan animenya.
Ini karena Jujutsu Kaisen Movie 0 menceritakan tentang Yuta Okkotsu, senior kelas dua ketika Itadori Yuji muncul.
Yuta Okkotsu adalah seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang mengalami kutukan.
Ia diikuti oleh Roh Terkutuk dari Orimoto Rika, teman masa kecilnya yang meninggal dunia karena kecelakaan.
Dalam keputusasaan, Yuta ditemui Gojo Satoru yang kemudian memintanya masuk SMA Jujutsu.
Singkat cerita, ternyata bukan Yuta dikutuk oleh Orimoto Rika.
Justru, Yuta secara tidak sadar mengutuk teman masa kecilnya itu setelah menolak kematian Rika.
Gojo kemudian mengungkap asal usul Yuta Okkotsu yang sebenarnya.
Ia ternyata merupakan keturunan dari Sugawara Michizane.
Gojo Satoru menyebut kalau dia dan Yuta adalah kerabat jauh.
Lantas, siapa sebenarnya Sugawara Michizane?
Dikutip dari Jujutsu Kaisen Fandom, Sugawara Michizane adalah salah satu dari Tiga Roh Pendendam Terbesar.
Dia merupakan leluhur dari Satoru dan Yuta.
Dalam sejarah Jepang, Sugawara Michizane adalah seorang tokoh yang hidup di tahun 845-902.
Dia merupakan seorang pelajar, seniman dan juga seorang politisi di era Heian.
Sugawara Michizane di kehidupan asli dianggap sebagai salah satu seniman paling berbakat.
Terutama terkait puisi Kanshi.
Di masa sekarang, dia disebut sebagai Shinto atau Dewa Belajar/ Dewa Ilmu.
Sugawara Michizane lahir di keluarga pelajar yang kemudian masuk ke sistem Ritsuryo.
Kakeknya, Sugawara no Kiyomoto merupakan salah satu orang yang melayani kerajaan, dia mengajarkan sejarah dan pemerintahan.
Ayahnya, Sugawara no Koreyoshi mendirikan sebuah sekolah swasta di kediamannya dan mengajari muridnya untuk ujian masuk sekolah nasional.
Michizne berhasil lolos ujian dan masuk ke Daigaku, sebuah akademi nasional yang setelah lulus membuatnya berkarier di pemerintahan sebagai seorang pengajar.
Dia kemudian menjadi gubernur provinsi Sanuki, di mana masa pemerintahannya tergolong sukses.
Selama menjabat sebagai gubernur, Sugawara Michizane mengalami konflik politik dengan Kaisar Uda dan Fujiwara no Mototsune.
Hal ini disebut sebagai Insiden Ako, dimana Sugawara melihat motif tidak jelas dari Mototsune setelah Kaisen Uda naik takhta.
Setelah selesai masa jabatan, Michizane kembali ke istana Kyoto.
Karier Michizane di pemerintahan istana masih terus naik sampai dia menjadi Asisten Pangeran Mahkota (Kaisar Daigo).
Masih berselisih dengan Fujiwara, Michizane dituduh lebih memihak Pangeran Tokiyo ketimbang putra mahkota.
Ini membuat Michizane dan keluarganya dicopot dari jabatan dan diasingkan.
Dia kemudian mati dalam pengasingan di tahun 903.
Namun setelah kematian Michizane, wabah dan kekeringan melanda kerajaan Kyoto.
Ini membuat anak dari Kaisar Daigo meninggal dunia sebelum naik takhta.
Masih setelah kematian Sugawara Michizane, Aula Istana Agung disambar petir berulang kali.
Terjadi juga hujan badai dan banjir selama berminggu-minggu.
Banyak yang percaya kalau musibah tersebut datang dari kemarahan dan dendam Sugawara Michizane yang mati dalam pengasingan.
Istana kemudian membangun sebuah kuil Shinto yang diberi nama Kitano Tenman-gu di Kyoto yang didedikasikan untuk Michizane.
Mereka juga memulihkan nama baik dan gelar Sugawara Michizane.
Sampai sekarang, dia masih didewakan sebagai Tenjin-sama, yang berarti dewa langit dan badai.