Sebenarnya, tanggapan dingin Gojo mengenai kematian Yaga dan Nanami bicara banyak soal karakter sosok terkuat ini.
Cara berpikir Gojo ini mungkin dipengaruhi oleh masa lalunya saat bertarung dengan Toji Fushiguro dan gagal melindungi Riko Amanai.
Kejadian ini berlangsung ketika Gojo masih duduk sebagai siswa di Sekolah Jujutsu.
Gojo berperan besar dalam tema inti dari karakternya.
Dia dibebani dengan predikat “penyihir terkuat yang pernah ada”.
Gojo memiliki idealisme untuk melindungi yang lebih lemah darinya.
Ini bisa dilihat dari peran Gojo dalam kehidupan Megumi Fushiguro dan Itadori Yuji.
Dia ingin menyelamatkan anak-anak tersebut dari rasa kesepian dan hilang arah.
Ini juga menjelaskan kenapa Gojo dengan sukarela menanggung kematian Yaga sebagai kesalahannya.
Pasalnya, karena dia sosok “terkuat” Gojo masih gagal melindungi orang terdekatnya.
Hal yang sama juga dirasakan pada Megumi, di mana Gojo mungkin juga merasa bersalah karena tak bisa melindungi muridnya dirasuki Sukuna.
Itu sebabnya, Gojo sempat menghina Sukuna lantaran gagal mengendalikan Yuji.
Karena melihat dirinya sendiri gagal dalam menjalankan peran, Gojo tak punya banyak reaksi kecuali menanggapi dengan dingin.
Gojo melihat kejadian-kejadian tersebut bukan sebagai tragedi, tapi sebagai kegagalan.
Dengan kata lain, dia bersikap dingin pada realita pahit tersebut karena Gojo melihatnya sebagai kesalahan diri sendiri yang perlu diperbaiki.
KLIK DI SINI UNTUK BACA ARTIKEL JUJUTSU KAISEN LAIN
KLIK DI SINI UNTUK NONTON CHANNEL YOUTUBE SORENAMOO