Manga Jujutsu Kaisen baru saja mengungkapkan hubugan mendalam antara Gojo Satoru dan Megumi Fushiguro.
Penggemar mungkin tahu kalau Megumi diselamatkan Gojo Satoru usai tahu rencana Toji Fushiguro menjual anaknya sendiri.
Ya, Toji berniat menjual Megumi ke keluarga Zenin dengan tujuan memeras mereka.
Saat itu, Megumi masih duduk di bangku sekolah dasar bersama kakak tirinya, Tsumiki Fushiguro.
Megumi dan kakaknya tinggal bersama sampai SMP, sampai akhirnya Tsumiki terbaring koma karena kutukan saat SMA.
Di masa Megumi kecil, ternyata dia sudah diasuh oleh Gojo Satoru.
Manga Jujutsu Kaisen
Momen ini diperlihatkan pada spoiler Jujutsu Kaisen chapter 210.
Gojo yang masih memakai seragam terlihat menghabiskan waktu bersama Megumi kecil.
Ada juga shikigami anjing milik Megumi dalam panel tersebut.
Melihat ini, banyak yang merasa kalau Satoru pantas menjadi sosok ayah untuk Megumi.
“Gojo adalah sosok ayah yang tidak pernah dimiliki Megumi,” tulis seorang netter.
Dalam sebuah panel, Gojo menggoda Megumi kecil apakah dia populer di kalangan gadis-gadis.
“Kau pasti populer di kalangan gadis-gadis,” kata Gojo pada Megumi kecil.
Tapi bukan Gojo Satoru namanya kalau dia diperlihatkan ‘berhati hangat’.
Gojo tetaplah sosok yang rasional dan slengekan yang tidak bertindak berdasarkan emosi semata.
Hal ini disampaikan secara tidak langsung oleh kreator Jujutsu Kaisen, Gege Akutami.
Dalam sesi tanya jawab karakter Gojo Satoru dan Megumi Fushiguro, terungkap sejumlah sudut pandang.
Salah satunya, Megumi menganggap dia berutang budi pada Gojo.
Q: “Siapa Gojo Satoru untukmu?”
A: “Untuk sekarang, aku berutang budi padanya”
Selain itu, terungkap motif Gojo mau menyelamatkan Megumi saat akan dijual ke klan Zenin.
Q: “Kenapa Gojo pergi menemui Fushiguro saat dia mendengar dari Toji?”
A: “Dia (Gojo) mencari sumber daya manusia kuat,”
Dari sini, kita bisa tahu kalau Gojo mengumpulkan pengguna kutukan yang kuat.
Itu dilakukan Gojo karena dia bermimpi untuk mereset ulang dunia Jujutsu yang busuk.
Gojo melakukan hal yang sama pada Yuta Okkotsu, dia ingin mengumpulkan ‘anak-anak’ kuat yang kemudian dia jadikan murid.