
Kabar bahwa Urara Takano memerankan Joyboy muncul bersamaan dengan episode anime yang baru-baru ini ditayangkan, yang memperkenalkan suara karakter tersebut kepada penonton.
Penampilan seperti itu telah banyak dibicarakan sejak Joyboy kini menjadi pusat pengungkapan One Piece baru-baru ini, dan penggambaran Takano tentangnya memberikan lapisan gema tambahan pada adegan-adegan tersebut.
Penonton telah mengomentari nada suara Takano dan bagaimana ia mengontraskan dan melengkapi suara-suara yang sudah ada dalam para pemain.
Dari segi produksi, pemilihan Takano juga menguntungkan: ia adalah penampil berpengalaman yang persenjataannya dapat memenuhi tuntutan mistis Joyboy.
Takano memiliki sejarah dengan One Piece, tetapi kariernya secara keseluruhan, yang mencakup narasi, sulih suara, dan peran utama anime, memberi studio keyakinan bahwa ia dapat menangani peran dengan makna emosional dan naratif yang mendalam.
Pemilihan pemeran ini dibingkai melalui lensa keputusan berbasis nostalgia atau keputusan profesional berbasis cerita melalui pernyataan kru dan laporan industri.

Bagi penonton, suara yang mirip atau menggemakan suara Luffy dalam penampilan anime pertamanya dan suara Joyboy, yang baru-baru ini terungkap, mengundang analisis interpretatif mengenai garis keturunan dan takdir dalam One Piece.
Seperti yang telah dicatat oleh para penggemar dan komentator, keputusan pemilihan pemeran ini mendorong perbandingan Luffy dengan Joyboy, dua karakter yang ideal dan peran naratifnya saling tumpang tindih tanpa mengubah fakta kanonik.
Dampaknya sebagian besar bersifat tematik dan estetis: kesadaran seseorang yang terhubung dengan Luffy di masa lalu terwujud saat Joyboy menambah pengalaman menonton.
Terakhir, dampak sosial dari penerimaan praktis pemilihan pemeran ini sudah dapat diukur: pengumuman tersebut telah memicu wacana sosial dan liputan fitur yang menggambarkan latar belakang Takano dengan One Piece dan kariernya secara keseluruhan.
Bagi para penonton anime, episode ini berfungsi sebagai alur cerita yang tak terduga dan kiasan meta-tekstual, dan mungkin akan disebutkan dalam analisis berikutnya dan ulasan retrospektif alur cerita ini di One Piece.
Singkatnya, terungkapnya fakta bahwa Joyboy di One Piece diisi suaranya oleh Urara Takano menghubungkan tonggak naratif terbaru waralaba ini dengan sejarah vokal. Pemilihan Joyboy bukan hanya keputusan teknis untuk menempatkan aktor yang lebih tua untuk memerankan karakter mitologis, tetapi juga untuk mengakui sejarah One Piece secara keseluruhan, sebagaimana ia dulu mengisi suara Luffy di OVA tahun 1998.
Bagi penonton dan para ahli teori serial ini, pemilihan suara seperti itu semakin memperdalam adegan-adegan Joyboy dan berkontribusi pada perspektif tentang warisan dan suara yang masih menjadi topik perdebatan di One Piece.